Thursday, 17 October 2019

Analisis Manajemen Pemasaran Produk Tolak Angin

ANALISIS MANAJEMEN PEMSARAN
PRODUK TOLAK ANGIN
ORANG PINTAR MINUM TOLAK ANGIN


DAFTAR ISI






BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. adalah perusahaan jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.Perusahaan yang sudah berdiri cukup lama dan sudah sangat dikenal masyarakat secara turun temurun.Dengan salah satu produk terkenalnya adalah Tolak Angin. Tolak angin adalah minuman herbal kesehatan yang telah mempunyai nama besar diindustrinya, merupakan minuman herbal yang dapat mengatasi masuk angin, sakit perut dan perut kembung.

Produk Tolak Angin adalah produk yang menjadi trend setter produk obat masuk angin pertama kali di Indonesia. Tolak Angin merupakan perusahaan yang produknya telah diingat dan tertanam dalam benak konsumen. Setiap konsumen akan membeli obat masuk angin pasti yang muncul dalam benaknya adalah Tolak Angin, meskipun sebenarnya produk yang dimaksud bukan Tolak Angin. Dalam menjangkau segmen pasar, baik dari kalangan menengah ke bawah, maupun kalangan menengah ke atas, salah satu strategi pemasaran produk ini adalah dengan penggunaan jargon “Orang Pintar Minum Tolak Angin”. Jargon yang mudah kita ingat, dan menjadi ciri khas dari produk Tolak Angin sendiri.

Itulah sebabnya kami memilih perusahaan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. Dengan produk tolak angin sebagai pembahasan dalam makalah ini.Selain perusahaan dan produk herbal yang sudah berdiri sejak lama, juga dikenal oleh masyarakat luas. Tujuan kita membuat makalah ini adalah mengetahui tentang produk tolak angin baik dari segi lingkungan pasar, segmentasi, positioning, marketing mix dan lain- lain.

1.2 Profil Perusahaan

a.      Sejarah Perusahaan
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang, maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.

Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan (kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang).

Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka ditahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.


b.      Visi dan Misi Perusahaan

2)      Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.
3)      Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal.
4)      Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
5)      Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif.
6)      Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.
7)      Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Lingkungan Pemasaran

Menurut Wikipedia, pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia

Dalam hal Pemsaran kita pasti mengenal tentang lingkungan pemasaran. Menurut definisi dari Philip Khotler mengenai lingkungan pemasaran sebagai berikut : “Lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan sasaran”

Lingkungan Pemasaran merupakan komponen kekuatan-kekuatan diluar aspek pemasaran yang dapat mempengaruhi kemampuan manajemen dalam membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan. Ruang lingkup pemasaran dibagi dua yaitu lingkungan mikro dan makro. Berikut penjelasannya :

1.)    Lingkungan Mikro
Ruang lingkup pemasaran mikro terdiri dari, sebagai berikut :
1. Pemasok : Pemasok pemasaran perusahaan adalah lembaga-lembaga atau individual yang melakukan kegiatan penyediaan sumberdaya yang diperlukan untuk operasional perusahaan. Lingkungan mikro mencakup jumlah pemasok bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan harga bahan baku, hubungan pemasok dengan perusahaan dan tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok.
2. Perantara-Perantara Pemasaran : Perantara (middleman) adalah individual atau lembaga-lembaga usaha yang kegiatannya adalah menyampaikan barang dan jasa secara langsung atau tidak langsung dari pemasar ke konsumen. Lingkungan mikro mencakup tingkat saluran distribusi, jumlah perantara untuk setiap saluran distribusi, pemahaman perantara tentang pasar, pemahaman perantara tentang produk, kemampuan perantara dalam mendistribusikan dan menjual produk, serta hubungan perantara dengan perusahaan.
3. Publik / Masyarakat : Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan actual / potensial atau mempunyai dampak terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
4. Pelanggan (konsumen) : Mencakup jumlah konsumen dibandingkan dengan jumlah produsen, kemudahan konsumen berpindah dari produsen satu ke yang lain, tingkat kepentingan barang yang dibeli konsumen, tuntutan konsumen dan daya beli konsumen
5. Pesaing : Suatu perusahaan jarang sekali hanya sendiri dalam menjual ke suatu pasar pelanggan tertentu. Perusahaan bersaing dengan sejumlah pesaing. Pesaing-pesaing ini harus diidentifikasi, dimonitor dan disiasati untuk memperoleh dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Pesaing mencakup cakupan bisnis, penguasaan pangsa pasar, arah tujuan yang ingin dicapai, kinerja pesaing dan strategi pemasaran.
2.)    Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku dilingkungan mikro perusahaan, yang terdiri dari demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya. Ruang lingkup pemasaran makro ini adalah masyarakat luas. Lingkungan makro terdiri dari enam lingkungan yang harus dilihat, yaitu:
1. Lingkungan Demografi : Demografi adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, lapangan kerja, dan data statistic lain. Lingkungan demografi menjadi minat utama perusahaan karena lingkungan demografis menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar.
2. Lingkungan Ekonomi : Distribusi pendapatan, tingkat pendapatan suatu daerah akan menentukan produk dan jasa dengan kualifikasi seperti apa yang cocok dengan daerah tersebut, dan dengan karakter daerah di Indonesia yang sangat beragam, beragam pula potensi antara satu daerah dengan daerah yang lain. Tingkat tabungan, hutang, dan pinjaman. Tingkat tabungan, hutang dan pinjaman akan menentukan seberapa besar potensi pengeluaran yang akan dilakukan oleh seseorang.
3. Lingkungan Alam : Menipisnya sumber daya alam. Sumber daya alam adalah sesuatu yang terus dieksploitasi yang lama kelamaan akan habis. Salah satu kunci utama adalah melihat bagaimana sumber daya alam masih bisa dimanfaatkan dan hingga berapa lama. Sekarang ini terdapat kecenderungan bahwa biaya-biaya semakin meningkat terutama untuk listrik dan energi. Peningkatan biaya-biaya ini akan berdampak pada peningkatan biaya produksi yang setiap tahun akan semakin signifikan. Selain meningkatnya biaya juga meningkatnya polusi. Meningkatnya polusi menimbulkan masalah dalam hal kesehatan dan juga kerusakan lingkungan. Di masa depan akan lebih banyak aturan yang mengatur untuk meminimalisir polusi yang tentu saja pada beberapa sektor akan menjadi tambahan biaya yang cukup besar.
4. Lingkungan Teknologi : Perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sekarang ini perkembangan dalam hal teknologi semakin cepat dirasakan. Globalisasi mengubah berbagai aturan main dalam berbisnis. Persaingan juga tidak lagi dalam skala lokal dan nasional, tetapi sudah mengarah pada persaingan global. Perkembangan teknologi juga dibarengi dengan berbagai inovasi dalam banyak produk dan jasa.
5. Lingkungan Politik : Aturan-aturan dalam sektor industri. Dalam menjalankan bisnis, aturan merupakan satu landasan mutlak. Karena itu, pemetaan peluang bisnis juga perlu melihat berbagai aturan yang mengatur industri tersebut sehingga tidak terjadi bentrokan ataupun masalah di kemudian hari. Tumbuhnya organisasi-organisasi LSM dan buruh. Organisasi-organisasi LSM dan buruh di satu sisi memberikan pengaruh positif kepada pekerja untuk menyuarakan berbagai aspirasi mereka. Tetapi organisasi pekerja yang terlalu kuat akan menyulitkan perusahaan dalam beberapa proses pengambilan keputusan, karena harus melakukan banyak kompromi dengan mereka.
6. Budaya : Perbedaan budaya pada masing-masing negara. Perbedaan budaya menjadikan gaya hidup masing-masing negara dan daerah berbeda juga. Pemahaman budaya pada setiap daerah akan memudahkan pemasar menyesuaikan produk ataupun jasanya sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut. Kepercayaan, tradisi, dan agama. Pada kelompok orang dengan kepercayaan, tradisi, dan agama yang berbeda mempunyai pola konsumsi dan gaya hidup yang berbeda dengan yang berlainan kepercayaan. Dan pada hal-hal tertentu, agama mempunyai peran yang signifikan karena mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hal mengkonsumsi produk ataupun jasa.

2.2 Segmenting, Targeting, & Positioning

A.    Segmenting
Segmentasi pasar adalah strategi suatu perusahaan untuk mengenal minat dan kebutuhan konsumen di suatu market yang kemudian menciptakan produk baru (product diversification) yang sesuai dengan minat dan kebutuhan konsumen tersebut. Dengan kata lain, pasar yang tadinya hanya satu dan luas menjadi beberapa pasar yang bersifat homogen setelah mengalami segmentasi. Tujuan utama market segmentation adalah untuk membuat proses pemasaran yang lebih terarah sehingga sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dalam segmentasi pasar, kita tetntu perlu mengatahui jenis-jenis pasar persaingan diantaranya sebagai berikut :
1)      Pasar Persaingan Sempurna : pasar persaingan sempurna didefinisikan sebagai pasar yang dimana penjual dan pembeli tidak ada yang bisa mempengaruhi harga, sehingga harga yang terbentuk benar-benar hasil dari interaksi antara keduanya.
Pasar Persaingan sempurna memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
-          Pembeli dan penjual dalam jumlah yang sangat banyak
-          Produk baik barang dan jasa yang diperjual belikan bersifat sejenis (homogen)
-          Untuk penjual dan pembeli memiliki kebebasan untuk keluar dan masuk dalam pasar.
-          Tidak pernah ditemui hambatan pada mobilitas sumber ekonomi dari satu usha dengan usaha yang lain.
-          Garis lurus horizontal dalam kurva permintaan menunjukkan permintaan seorang produsen, artinya harga yang ada cenderung stabil meskipun jumlah produk yang terjual mengalami sebuah perubahan.
-          Penjual dan pembeli masing-masing mengetahui dan memahami tentang harga dan keadaan pasar secara keseluruhan dan sempurna.
-          Penjual dan pembeli bebas mengadakan perjanjian ataupun transaksi tanpa harus ada campur tangan pemerintah.
-          Penetapan harga tidak dipengaruhi oleh pemerintah baik secara langsung maupun tak langsung.
2)      Pasar Persaingan Monopoli : Pasar monopoli merupakan suatu bentuk pasar dimana pasar tersebut dikuasai oleh satu pihak yang memiliki kuasa lebih. Pasar monopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya :
-          Di dalamnya hanya terdapat satu penjual namun pembelinya berlimpah.
-          Tidak terdapat seorang pihak yaitu produsen lain yang bisa memproduksi produk substitusi.
-          Pembeli atau konsumen hanya memiliki satu pilihan tidak ada pilihan lainnya.
-          Penentu harga adalah produsen

3)      Pasar Persaingan Oligopoli : Pasar oligopoli merupakan salah satu bentuk pasar yang dimana dikuasai oleh beberapa penjual atau konsumen saja. Pada dasarnya pasar oligopoli memiliki dua jenis yakni oligopoli murni dan oligopoli diferensial. Pasar oligopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya :
-          Terdapat beberapa penjual saja dengan produsen yang cukup banyak
-          Produk berupa barang atau jasa memiliki sifat homogen dengan beberapa sentuhan inovasi di beberapa titik.
-          Produsen baru bisa masuk pasar meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang harus mereka hadapi.
-          Penjual menjadi pihak yang mengendalikan harga.
-          Terdapat ketergantungan serta persaingan yang ketat diantara produsen.

4)      Pasar Persaingan Monopolistik : Pasar persaingan monopolistic adalah pasar dimana banyak terdapat penjual atau produsen dengan menjual suatu produk yang sama namun ada beberapa perbedaan dari beberapa aspek. Pasar monopolistik memiliki beberapa ciri, diantaranya :
-          Ada banyak penjual atau produsen di dalamnya
-          Terdapat diferensiasi produk
-          Produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemsaran produk
-          Produsen bisa keluar masuk pasar secara bebas

*      Tujuan Segmentasi Pasar :
1. Memudahkan Dalam Membedakan Pasar
2. Pelayanan Konsumen Menjadi Lebih Baik
3. Strategi Pemasaran Lebih Terarah
4. Mengenal Kompetitor dengan Segmen yang Sama
5. Evaluasi Target dan Rencana Bisnis

*      Jenis-Jenis Segmentasi Pasar :
Dalam pengadaan segmentasi pasar, maka pembagiannya dibagi berdasarkan sembilan kategori:
1.      Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.
2.      Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan.
3.      Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografi
Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan segmen demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran.
4.      Segmentasi Pasar berdasarkan Prilaku (Behavioral)
Segmentasi berdasarkan perilaku pelanggan dikelompokkan atas basis kebiasan, penggunaan serta pola decision making (pengambilan keputusan) mereka.

*      Manfaat Segmantasi Pasar :
Ada beberapa manfaat yang ingin didapatkan oleh perusahaan, diantaranya adalah:
·         Perusahaan memiliki dan menerapkan ide pemasaran yang lebih terarah.
·         Perusahaan akan terbantu dalam hal pengaturan produk menjadi lebih baik.
·         Perusahaan mengetahui dan membandingkan peluang pasar baru.
·         Perusahaan dapat menyusun dan menggunakan budget yang ada secara efektif dan efisien.
·         Perusahaan akan terbantu dalam menciptakan daya tarik di bidang pemasaran.
·         Perusahaan akan berada pada situasi yang lebih menguntungkan di pasar.

Syarat Segmentasi Pasar :
v  Dapat diukur (Measurable) : Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu.
v  Dapat dijangkau (accessible) : Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
v  Dapat dibedakan (Differentiable) : Berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
v  Dapat dilaksanakan (Actionable) : Berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani sumber daya yang dimiliki perusahaan.

B.     Targeting
*      Definisi Targeting menurut para Ahli :
·         Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:162), pengertian pasar sasaran adalah: “Proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik perusahaan”.
·         Menurut Daryanto (2011:42), pengertian pasar sasaran adalah: “Proses mengevaluasi daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau beberapa untuk dimasuki”.
·         Menurut Kotler dan Amstrong (2008) :“Sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan”.
Targeting adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani. Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan target pasar merupakan tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Proses targeting mencerminkan kenyataan bahwa perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses dan dilayani secara efektif dan efisien.
*      Memilih segmen pasar
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :
1.      Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi disatu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2.      Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3.      Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.
4.      Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5.      Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan.

Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.

C.    Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation analysis). Proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.

Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna (1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut :
1.) Perusahaan perlu mengikuti trend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
2.)  Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3.) Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).
4.) Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.

Product positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product positioning sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.

Kembali Kotler (1997:265) menjelaskan beberapa cara product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain: 
ü  Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya.
ü  Penentuan posisi menurut manfaat
Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jaman keemasan koboi Old West.
ü  Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-nilai
penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.
ü  Penentuan posisi menurut pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
ü  Penentuan posisi menurut pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
ü  Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya:
Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.
ü  Penentuan posisi harga atau kualita.
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik.

2.3 Marketing Mix

Menurut Gugup Kismono (2001 : 308), Pengertian marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari pemasaran yang terdiri dari strategi produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), dan Tempat (Place).

v  Konsep Marketing Mix
Marketing 4P yakni konsep marketing yang berfokus pada 4 hal yakin Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat) dan Promotion (Promosi). Keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam menyusun bagaimana nantinya kita akan melakukan pemasaran.
1.      Aspek Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan / dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan / keinginan pasar yang bersangkutan (Fandy Tjiptono, 1999:95)

Klasifikasi Produk
Menurut Kotler (2000:45l), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok:
a.      Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu:
1.      Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
2.      Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya.

b.      Berdasarkan daya tahan
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.      Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.
2.      Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono (1999:98-101) mengklasifikasikan produk menjadi:
a.       Barang Konsumen
adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1.      Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya. 
2.      Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3.      Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.
4.      Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen,  konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

b.      Barang industry
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1.      Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.
2.      Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3.      Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.

*      Tingkatan Produk
Dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, yaitu (Fandy Tjiptono, 1999:96-97):
1.      Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk.
2.      Produk generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling dasar/rancangan produk minimal dapat berfungsi.
3.      Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4.      Produk pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk asing.
5.      Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang

2.      Aspek harga (Price)
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Suatu harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk :
-          Meningkatkan penjualan
-          Mempertahankan dan memperbaiki market share
-          Menstabilkan tingkat harga
-          Mengembalikan investasi
-          Mencapai laba maksimum

Di dalam penetapan harga, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang turut berpengaruh, Misalnya :
1.      Harga dari sejenis atau produk pengganti dari para pesaing.
Apabila perbedaan harga di antara produk pengganti atau produk sejenis cukup berarti, maka konsumen akan beralaih ke harga yang lebih murah
2.      Kemampuan membeli dari masyarakat.
Meskipun harga telah ditetapkan tidak terlalu mahal, tetapi apabila konsumen tidak mampu menjangkaunya karena terbatasnya penghasilan konsumen tersebut, maka produk itu juga tidak akan dapet terjual. Apalagi jika produk tersebut tidak termasuk kebutuhan primer.
3.      Jangka waktu perputaran dana.
Jika modal perusahaan terbatas, maka tentu saja berusaha agar jangka waktu perputaran dana dapat dipercepat. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha menetapkan harga yang tidak terlalu tinggi, meskipun untuk itu keuntungan yang didapat perusahaan juga rendah.
4.      Peraturan pemerintah.
Untuk produk tertentu seperti minyak tanah, beras, gula, maka ada peraturan dalam menetapkan harganya yang harus ditaati oleh penjual. Dalam hal ini penjual tidak dapat menetapkan besarnyya keuntungan seperti jika menjual produk yang lain.

Modifikasi Harga
1.      Menurut Pelanggan (Customer Basis)
2.      Menurut Bentuk Produk (Product Form Basis)
3.      Menurut Tempat (Place Basis)
4.      Menurut Waktu (Time Basis)
Untuk berhasilnya diskriminasi harga, diperlukan beberapa kondisi :
§  Pasar harus dapat disegmentasikan dan segmen tersebut harus memperlihatkan intensitas permintaan yang berbeda.
§  Anggota pangsa pasar yang membayar harga yang rendah harus tidak boleh berpaling dan menjual kembali produk itu pada pangsa pasar yang membayar harga tinggi.
§  Pesaing tidak boleh menjual dibawah harga pada pangsa pasar yang dibebankan harga lebih tinggi.
§  Biaya penetapan pangsa pasar dan penentuan kebijakan pasar haruslah tidak melebihi hasil ekstra yang diperoleh dari diskriminasi harga.
§  Bentuk diskriminasi harga tertentu haruslah tidak dianggap bertentangan dengan hukum.

3.      Aspek Tempat (Place)
Place adalah tempat atau wadah yang digunakan untuk memasarkan suatu produk. Place merupakan salah satu faktor penting dalam marketing mix agar pemasaran yang dilakukan dapat berjalan dengan maksimal dan produk yang ditawarkan dapat dengan mudah didapatkan oleh konsumen yang membutuhkan.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan place :
1.       Strategis
2.      Sesuai dengan target pemasaran
3.      Mudah dijangkau
4.      Eyecatching (Menarik perhatian konsumen)

·         Availaibility atau ketersediaan produk. Banyaknya produk yang dapat dijumpai dimana-mana atau penyebarannya sangatlah luas hingga ke tempat yang terpencil. ketersediaannya produk dapat mempermudah konsumen untuk membeli / mendapatkan produk pada tempat mereka tinggal /berada.
·         Impulse buying. Keinginan konsumen untuk membeli suatu produk yang tidak direncanakan. Impulse buying timbul karena konsumen melihat suatu produk di sebuah toko dan muncul keinginan untuk membelinya.

4.      Aspek Promosi (Promotion)
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.
Dengan adanya promosi, produk yang ditawarkan bisa lebih dikenal oleh konsumen sehingga konsumen mengenali produk tersebut sehingga muncul keingingan untuk membeli produk tersebut.

Menurut Koter,1997:604 promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
1.      Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2.      Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3.      Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan
4.      Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi






BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Lingkungan Pasar

Analisis lingkungan pasar Tolak Angin terbagi menjadi 2 yaitu analisis lingkungan pasar makro dan analisis lingkungan pasar mikro.
a.      Analisi Lingkungan Mikro Tolak Angin
1.      Pemasok : Sido Muncul mempunyai pemasok sendiri, oleh karena itu kekuatan daya tawar menawar dari pemasok tidak begitu tinggi, sehingga hal ini menguntungkan perusahaan. Para pemasok bahan baku Sido Muncul berasal dari para petani yang ada diseluruh nusantara dengan standar kualitas yang baik. Proses pembelian dilakukan setiap penen raya. Oleh karena itu Sido Muncul berusaha menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok supaya mereka tetap menjual hasil panennya. Daerah yang telah menjadi mitra kerjasama kami adalah Semarang, Karanganyar, Boyolali, Wonogiri, Magelang, Kendal, Wonosobo, Blora dan Banyumas.

2.      Perantara Pemasaran : Perantara pemasaran misalnya distribotur, pengecer yang berperan dalam pendistribusian hasil-hasil produksi ke konsumen.
Pengecer : Toko obatApotikToko klontongSwalayanWarung jamuKasongandan toko kecil-kecil lainnya.
Distributor: PT Muncul Mekar merupakan perusahaan distribusi untuk memasarkan produk-produk Sido Muncul, yang selanjutnya ditunjuk sebagai distributor tunggal perusahaan jamu dan farmasi Sido Muncl.

3.      Masyarakat / Publik : PT Sido Muncul Tbk. menjadi perusahaan terbuka, tujuannya agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya oleh masyarakat. CSR Besarkan Sido Muncul. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang sudah dilakukan sejak tahun 1991 membuat PT Sido Muncul Tbk. jadi semakin besar. Karena dengan apa yang dilakukan itu setidaknya dapat membantu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan sebaliknya masyarakat bakal mengenal dan mengetahui apa yang telah dilakukan perusahaan. Ada beberapa macam kegiatan yang sudah dilakukan oleh Sido Muncul dalam melaksanakan kegiatan CSR mulai dari Mudik Lebaran Gratis, Operasi Mata Katarak, Pemeriksaan Mata Anak Sekolah Dasar, Dana Amal untuk Berbagi Panti Asuhan, dan Dana Bantuan untuk Penderita Hidrosephallus, Promo Pariwisata Melalui Iklan Kuku Bima Energi, dan Program Go Green Sido Muncul.

4.      Pelanggan : PT Sido Muncul telah mempunyai pelanggan dari masyarakat atas, menengah dan ke bawah karena biasanya masyarakat lebih memilih produk herbal atau alami dari pada obat–obatan yang mengandung zat kimia. Oleh karena itu perusahaan mempunyai posisi yang lebih lemah dari pada pembeli, karena pembeli dapat berpaling ke perusahaan atau obat lain dengan mudah. Sebagai anak Perusahaan dari PT Sido Muncul Tbk, PT Berlico Mulia Farma yang telah memproduksi sekitar 80 jenis obat dan melakukan kerjasama dengan 50 Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk mendirstribusikan produk perusahaan ke lebih dari 16 kota besar di seluruh Indonesia, dan akan terus meningkatkan jumlah kerjasama dengan PBF baik dalam dan maupun luar negeri. Pelanggan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, terbukti PT Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share tertinggi dan reputasi yang baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia.

5.      Pesaing : Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah system pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan  perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar. Perusahaan-perusahaan pesaing perusahaan Sido Muncul: PT Air Mancur, Produsen jamu dan kosmetika air mancur, PT Industri jamu Borobudur, PT jamu Iboe Jaya, PT Industri jamu Jago, PT jamu Indonesia Simona , dan lain-lain perusahaan farmasi.
Di tengah persaingan di sektor industri jamu yang ketat, maka untuk dapat terus bertahan dan menjadi market leader, dibutuhkan rumusan strategi yang tepat dalam menyiasati dan mengelola kondisi eksternal yang kompleks dan internal perusahaan itu sendiri. Salah satunya dengan inovasi. Berinovasi baik dalam bidang teknologi ataupun menciptakan produk-produk baru.

b.      Lingkungan Makro Perusahaan (Eksternal)
- Lingkungan Demografi : Lingkungan demografis Tolak Angin mencakup semua wilayah Indonesia tanpa terkecuali, saat ini Tolak Angin juga sudah merambah ke wilayah internasional.
- Lingkungan Ekonomi : Segmentasi pasar Tolak Angin sudah mencakup berbagai aspek, Produk Tolak Angin merupakan minuman kesehatan, dan juga sebagai obat herbal saat masuk angin, perut kembung, kelelahan. Penjualan Tolak Angin cenderung stabil hingga kini. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlalu mempengaruhi penjualan Tolak Angin ini.
- Lingkungan Alam : Bahan utama produk Tolak Angin adalah produk herbal yang diperoleh dari para petani diseluruh Indonesia terutama pulau Jiwa, jika ada gangguan dalam hal lingkungan otomatis akan mengganggu penyediaan bahan baku untuk produksi Tolak Angin ini. Namun perusahaan sudah meminimalisir berbagai kemungkinan, missal dengan menyediakan tempat penyimpanan bahan baku yang mumpuni, sehingga bahan baku bisa disimpan lebih lama untuk proses produksi selanjutnya, juga berjaga-jaga kalau-kalau para petani punya masalah karna faktor alam.
- Lingkungan Teknologi : Teknologi yang digunakan perusahaan PT SidoMuncul ini sudah sangat mumpuni, dilihat bagaimana perusahaan mendapatkan penghargaan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi
- Lingkungan Politik : Perusahaan SidoMuncul dalam beroprasi sudah sesuai dengan standar yang diterapkan dalam Undang-Undang sehingga medapatkan penghargaan  CPOTB dan CPOB dan penghargaan lainnya. Juga dipercaya oleh masyarakat Indonesia dan Mancanegara.
- Lingkungan Budaya : Sejak awal Tolak Angin sudah terkenal dengan Jamu herbalnya, dimana sesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia yang masih mempercayai jamu sebagai pengobatan herbal. Dan lebih memilih jamu untuk pengobatan masuk angin daripada menggunakan obat-obat kimia

3.2 Segmenting, Targeting, dan Positioning

a.      SEGMENTING
*      Jenis Pasar Tolak Angin.
Sebelum kita memilih segmen pasar, terlebih dahulu kita mengetahui masuk ke dalam jenis pasar apa Produk Tolak Angin ini. Menurut kami produk Tolak Angin ini masuk ke dalam jenis pasar persaingan monopolistik dimana ada banyak produsen yang saling berkompetisi dengan produk yang hampir serupa namun memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari produk yang dijual oleh masing-masing produsen. Kegiatan produksi barang tersebut dikenal sebagai product differentiation atau diferensiasi produk. Karena produk yang diproduksi hampir serupa, masing-masing produsen akan bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka. Juga di lihat dari karakteristik pasar monopolistic sebagai berikut :

1.      Memiliki jumlah produsen / penjual yang sangat banyak
Ada puluhan pemain turut menikmati hangatnya pasar obat masuk angin ini. Di antaranya, Tolak Angin dari PT Sido Muncul Tbk. Antangin dari PT Deltomed Laboratories. Kemudian hadir Bejo Bintang Toedjoe Masuk Angin dari PT Bintang Toedjoe. Kemudian Antimo Herbal dari PT Phapros Tbk. Pemain lainnya, PT Jamu Jago melalui merek Buyung Upik Masuk Angin (BUMA). Dan obat-obat herbal lainnya yang banyak beredar dipasaran.

2.      Adanya Diferensial Produk
Produk Tolak Angin tidak hanya dalam bentuk cair, namun juga ada dalam bentuk permen, juga tersedia tolak angin junior yang rasanya jauh lebih soft dari tolak angin Dewasa.Tolak angin juga berinovasi dengan membuat produk terbaru yaitu tolak angin bebas gula, dan tolak angin flu. Yang menjadikannya berbeda dengan produk pesaing.

3.      Para Produsen Bersaing dari segi Kualitas, harga serta cara pemasaran produk mereka
Masing-masing pesaing memiliki keunggulan dalam produknya, baik dari segi harga, kualitas dan kuantitas. Juga memiliki rasa dan komposisi yang tentunya berbeda. Komposis, rasa, kualitas, harga dan kualitas antara Tolak Angin, Antangin, Antimo Herbal, Buyung Upik masuk Angin dan obat masuk angi lainnya jelas berbeda.

4.      Keluar Masuk pasar barang  / produk relative lebih mudah
Tidak ada halangan bagi produsen baru yang ingin menjual produk mereka dalam pasar ataupu produsen lama yang ingin keluar dari pasar. Seperti yang kita ketahui bahwa Tolak Angin adalah jamu kemasan pertama masuk angin yang sudah ada sejak tahun 1930, kemudian disusul dengan perusahan-perusahaan lain yang juga ikut meluncurkan produk serupa.

Analisis Segmentasi Pasar Produk Tolak Angin :
v  Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi : Produk Tolak Angin Mencakup seluruh wilayang Indonesia dan Mancanegara
v  Segmentasi Pasar Berdasarkan Demografi : Produk Tolak Angin ini awalnya hanya untuk usia dewasa. Namun PT. SidoMuncul sudah banyak melakukan inovasi-inovasi seperti muncul produk Tolak Angin untuk anak, juga Tolak Angin less sugar (bebas gula). Artinya produk Tolak angin sudah mencakup semua segmen dari segi usia, jenis kelamin, marital status (baik yang sudah menikah atau belum), pekerjaan, agama, dan sebagainya. Terkecuali untuk orang-orang yang punya penyakit tertentu, ibu hamil, gangguan jantung, atau yang alergi terhadap bahan-bahan komposisi tolak angin. tapi yang pengecualian itu tidak akan sampai berpengaruh pada penjualan produk Tolak Angin ini.
v  Segmentasi Pasar Berdasarkan Psikografi : Produk Tolak Angin bias dikonsumsi oleh semua kalangan, semua kelas social, gaya hidup, dan kepribadian apapun bebas mengkonsumsi produk Tolak Angin ini.
v  Segmentasi Pasar Berdasarkan Prilaku (Behavioral) : Produk Tolak Angin biasanya dibeli saat seseorang sedang tidak enak badan, atau masuk angin. Atau saat dalam perjalanan, kelelahan dan lainnya.

b.      Targeting
Produk-produk sidomuncul menargetkan semua Segmentasi Pasar.Target prouk Tolak Angin bukan hanya mneyangkup wilayah Indonesia saja, saat ini Tolak Angin sudah ada di berbagai Negara dibelahan dunia. Selain itu produk Tolak Angin bias dikonumsi dan diterima oleh siapapun mulai dari anak-anak, dengan produk  yaitu “Tolak Angin Cair Anak” dan Orang Dewasa “Tolak Angin Cair”. Juga untuk yang mempunyai masalah gula, Tolak Angin sudah meluncurkan porduk bebas gula “Tolak Angin Less Sugar”. Serta pendistribusian untuk menjangkau seluruh daerah, karena itu Tolak Angin sangat mudah ditemukan hampir di setiap daerah untuk menjadi market leader di Indonesia.
Pangsa pasar  produk sidomuncul adalah Semua kalangan, hampir semua umur, dan semua lapisan masyarakat.  Mulai dari anak-anak hingga umur dewasa, dan menjangkau daerah-daerah, target pasar di Indonesia untuk memperoleh market leader. Rahasia sidomuncul memperoleh market leader tetap, yaitu fokus pada peningkatan kualitas produknya tersebut.

c.       Positioning
Tolak angin adalah minuman herbal medicine yang telah mempunyai nama besar di industrinya. Dengan strategi menggunakan tagline Orang pintar Minum Tolak Angin. Kata orang pintar menjadi positiong Tolak Angin, yang berarti bahwa ketika masuk angin orang pintar minum Tolak Angin yang paling tepat. Presiden direktur dari PT. Sido Muncul, Irwan berinovasi dengan Tolak Angin berbentuk cair dan mengemas Tolak Angin dalam kemasan sachet yang praktis, tolak angin dalam permen, dengan begitu Tolak Angin telah memasuki pasar blue ocean karena belum ada produk yang sejenis sebelum dikeluarkannya produk Tolak Angin cair ini. Tolak Angin melakukan positioning dengan cara merubah image sebagai produk jamu yang kuno menjadi produk jamu yang modern (obat herbal). Diantara sejumlah tokoh dan selebritis yang menjadi endorser, Ernest Prakasa mengkomunikasikan Tolak Angin, karena ingin menyasar market generasi muda. Dari strategi pricing yang digunakan, Sidomuncul menemukan bahwa persepsi konsumen yaitu memandang produk murah = produk jelek. Oleh karena itu Sidomuncul menaikkan harga jual Tolak Angin dari Rp.800,00 per sachet menjadi Rp.1.000,00, Rp.1.500,00 per sachet dan sekarang Rp 2.500,00. Sehingga dapat memposisikan produknya di benak konsumen, bahwa tolak angin bukan produk yang murahan.

3.3 Marketing Mix

Marketing mix produk Tolak Angin menggunakan konsep 4P sebagai berikut :
1.      Produk
Tolak Angin adalah produk obat herbal yang berasal dari Indonesia. Obat herbal ini dapat bermanfaat untuk meredakan masuk angin, badan terasa dingin, perut mual dan tenggorokan kering. Tolak Angin yang memiliki kemasan berwarna kuning dan berbentuk cair. Produk Tolak Angin ini berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokan ke dalam barang tidak tahan lama (Nondurable goods) karna ada masa kadaluarsanya yang tertera pada kemasan. Terlebih jika kemasan sudah dibuka, maka dianjurkan untuk segera diminum. Produk Tolak Angin ini pula masuk kedalam barang Convenience Goods jika dilihat berdasarkan konsumennya. Karna Tolak Angin adalah produk yang dikonsumsi oleh konsumen akhir, produk yang pada umumnya bukan untuk kepentingan bisnis melainkan untuk di konsumsi. Selain itu juga produk Tolak Angin juga produk yang sering dibeli, dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan usaha yang minimum untuk mendapatkannya. Karna dengan harga yang terjangkau juga dengan produk yang sudah tersedia dimana-mana baik di warung ataupun para pedagang dipinggir jalan.

Nama merk            :  Tolak Angin.
Variasi                   : Tolak Angin Anak, Tolak Angin Cair, TolakAngin Care (minyak angin aromatherapy berbentuk roll on), Tolak Angin Flu(khusus untuk gejala flu), Tolak Angin Bebas Gula (khusus untuk yang membatasi konsumsi gula dan tidak menyukai rasa manis), Tolak AnginPermen, Tolak Angin Tablet, Tolak Angin Serbuk.
Kemasan               : Berwarna kuning, berbentuk persegi panjang, dan dengan gambar bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
Ukuran                  : Tolak Angin Cair Madu 15ml (1 sachet), Tolak Angin Flu 15ml (1 sachet), Tolak Angin Anak 10ml (1 sachet), Tolak Angin Tablet 150 gram (1pack), Tolak Angin Permen 300 gram (1 pack).
Komposisi             : 30% bahan yang terdiri dari : Amoni Fructus (kapulaga), Foeniculli Fructus (Adas), Isorae Fructus (kayu ules), Myristicae Semen (pala), Burmanni Cortex (kayu manis), Centellae Herbal (pegagan), Caryophylli Folium (cengkeh), Parkiae Semen (kedawung), Oryza sativa (beras), Menthae arvensitis Herba (poko), Usneae thallus (kayu angin), Zingiberis Rhizoma (jahe), ekstrak Panax Radix, 70% Mel Depuratum (Madu) serta bahan-bahan lain.
2.      Price (Harga)
Harga pasar:
- Tolak Angin Cair Madu dan Tolak Angin Flu (1 pack, isi 12 sachet) :  Rp 23.000,- sampai Rp 25.000,-
- Tolak Angin Anak (1 pack): Rp 14. 500,- sampai Rp 15.000,-
- Tolak Angin Tablet (1 pack isi 12 strip): Rp 14.500 sampai Rp 15.000,-
- Tolak Angin Permen (1 pack isi 15 sachet, 1 sachet 5 butir) : Rp 22.500,- sampai Rp 24.000,-

3.      Place (Tempat)
Produk-produk Tolak Angin dapat ditemui di banyak tempat seperti; warung, minimarket, supermarket, apotik, toko online, dan lain-lain.

4.      Promotion (Promosi)
-          Periklanan
PT Jamu Sido Muncul dalam memasarkan Tolak Angin menggunakan iklan melalui media massa terutama di Televisi. Iklan Tolak Angin sangat dikenal dengan taglinenya ”Orang Pintar Minum Tolak Angin”. Dalam iklan Tolak Angin ini ingin mempengaruhi khalayak bahwa dalam memilih obat masuk angin perlu minum Tolak Angin.
-          Promosi Penjualan
PT Jamu Sido Muncul juga menggunakan strategi Promosi Penjualan (Sales Promotion). Sales promotion yang merupakan kegiatan untuk membujuk secara langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera.
-          Public Relation
PT Jamu Sido Muncul memberikan akses yang seluas-luasnya untuk kunjungan ke lingkungan pabrik. Dalam kunjungan itu terdapat kegiatan-kegiatan edukasi tentang jamu-jamuan dan tanaman herbal sehingga masyarakat dapat melihat kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan pabrik. Masyarakat yang datang juga mendapatkan manfaat tentang edukasi tanaman herbal yang berkahsiat bagi kesehatan. Kegiatan Public Relations yang diadakan oleh Tolak Angin dalam hal ini tentunya pihak PT. Sido Muncul adalah mengadakan kegiatan Mudik Gratis setiap tahun.
-          Direct Selling
Direct Selling ini dapat dilakukan melalui telemarketing, email dan lain-lain.
-          Personal Selling
Pemasaran secara personal selling mencakup penjualan melalui orang ke orang secara langsung. Kaitan dengan personal selling yang dilakukan dalam proses pemasaran Tolak Angin tentunya sangat mempengaruhi volume penjualan. Personal selling Tolak Angin ini dilakukan oleh para penjual pedagang eceran di bus-bus.





BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan :
v  Lingkungan Pasar Tolak Angin meliputi lingkungan mikro dan lingkungan makro. dalam lingkungan mikro produk Tolak Angin terdiri dari pemasok, perantara pemasaran, masyarakat, pelanggan, yang kesemuanya merupakan bagian penting dalam pemasaran produk Tolak Angin ini. Yang tanpa ada mereka, produk Tolak Angin tidak mungkin ada seperti sekarang. Juga untuk lingkungan makro mencakup lingkungan demografi, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, teknologi, politik dan budaya yang semuanya saling mendukung terciptanya produk Tolak Angin yng sangat berkualitas dan dipercaya masyarakat.
v  Produk Tolak angin masuk kedalam jenis pasar Monopolistik dimana banyak penjual dengan barang yang hampir sama namun karakteristiknya berbeda, segmentasi pasar produk tolak angin ini sendiri sudah menjangkau wilayah seluruh Indonesia, juga sudah ke Manca Negara. Dengan target tidak terbatas usia, jenis kelamin, agama, bangsa, dan sebagainya. Bisa diminum oleh siapapun kecuali untuk ibu hamil, dan penderita gagal ginjal. PT. Sidomuncul juga menargetkan Produk nya untuk bisa dijangkau dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia tanpa terkeceuali. PT. sidomuncul terus berinovasi dengan menciptakan berbagai produk tolak angin seperti tolak angin anak, tolak angin less sugar, juga ada permen tolak angin. dan produk Tolak Angin ini sendiri pun sudah mendapatkan perhatian masyarakat, dimana jargon yang selalu kita ingat setiap ada yang menyebut tolak angin, “Orang Pintar Minum Tolak Angin” sehingga jargon ini bener-bener bisa mempengaruhi fikiran masyarakat bahwa orang pintar kalau masuk angin minum Tolak Angin. sehingga Tolak Angin ini bisa menjadi produk trend setter di antar produk-produk jamu sejenisnya.
v  Marketing Mix Tolak angin ini cukup baik, dari segi produk, PT. Sidomuncul terus berinovasi agar produk jamu ini bisa dikonsumsi oleh semua lapis masyarakat, dengan pilihan harga yang terjangkau. Standar tidak terlalu murah juga tidak mahal, artinya kalangan bawah tetap bisa mengkonsumsi Tolak Angin, juga kalangan atas tidak menilai Produk Tolak Angin sebagai produk jamu yang kuno juga kualitas yang jelak. Juga Produk Tolak Angin ini yang amat sangat mudah ditemukan dimanapun. Dan promosi yang baik karna bukan hanya promosi melalui iklan dengan menarik artis-artis kalangan muda juga orang-orang pintar, PT Sido Muncul juga memberikan akses seluas-luasnya untuk kunjungan kelingkungan pabrik, sering melakukan kegaiatan CSR  sehingga produk ini pun semakin dikenal dan meluas di masyarakat.


B.     Saran :
v  Lingkungan pasar Tolak Angin : Seharusnya Tolak Angin juga bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan transportasi public, karena setiap jasa transportasi seperti komputerline terkadang penumpangnya memerlukan Tolak Angin saat kelelahan pulang kerja atau berpergian jauh. Dan upaya ini juga akan meningkatkan penjualan Tolak Angin
v  Targetingnya diperluas seperti untuk Ibu hamil atau penderita gagal jantung dan penyakit lainnya.
v  Lebih gencar lagi dalam mempromosikan produk terutama produk-produk baru, karna kebanyakan masyarakat tahu produk Tolak Angin untuk dewasa dan anak, namun baru sedikit masyarakat yang tahu porduk Tolak Angin juga tersedia varian less sugar (bebas gula).



DAFTAR PUSTAKA



yuk gabung group whatsapp, nanti kita sharing-sharing tentang perakuntansian link grup

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home