Analisis Manajemen Pemasaran Produk Tolak Angin
ANALISIS MANAJEMEN PEMSARAN
PRODUK TOLAK ANGIN
ORANG PINTAR MINUM TOLAK ANGIN
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk. adalah perusahaan jamu
tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.Perusahaan yang
sudah berdiri cukup lama dan sudah sangat dikenal masyarakat secara turun
temurun.Dengan salah satu produk terkenalnya adalah Tolak Angin. Tolak angin
adalah minuman herbal kesehatan yang telah mempunyai nama besar diindustrinya,
merupakan minuman herbal yang dapat mengatasi masuk angin, sakit perut dan
perut kembung.
Produk
Tolak Angin adalah produk yang menjadi trend setter produk obat masuk angin
pertama kali di Indonesia. Tolak Angin merupakan perusahaan yang produknya
telah diingat dan tertanam dalam benak konsumen. Setiap konsumen akan membeli
obat masuk angin pasti yang muncul dalam benaknya adalah Tolak Angin, meskipun
sebenarnya produk yang dimaksud bukan Tolak Angin. Dalam menjangkau segmen
pasar, baik dari kalangan menengah ke bawah, maupun kalangan menengah ke atas,
salah satu strategi pemasaran produk ini adalah
dengan penggunaan jargon “Orang Pintar Minum Tolak Angin”. Jargon yang mudah
kita ingat, dan menjadi ciri khas dari produk Tolak Angin sendiri.
Itulah sebabnya kami memilih
perusahaan PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. Dengan
produk
tolak angin sebagai pembahasan dalam makalah ini.Selain perusahaan dan produk
herbal yang sudah berdiri sejak lama, juga dikenal oleh masyarakat luas. Tujuan
kita membuat makalah ini adalah mengetahui tentang produk tolak angin baik dari
segi lingkungan pasar, segmentasi, positioning, marketing mix dan lain- lain.
1.2 Profil Perusahaan
a.
Sejarah
Perusahaan
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk. bermula dari sebuah industri rumah tangga pada
tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh
tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih
praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk),
seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang, maka pada tahun 1951 didirikan
perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang
terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama
dan andalan Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat
tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl.
Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar
akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik
dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. Guna
mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi
dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan
kapasitas yang dibutuhkan (kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang).
Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa
perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka ditahun
1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas,
Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11
November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua
sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah
yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar
farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar,
lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan
pabrik.
b. Visi dan
Misi Perusahaan
2) Mengembangkan penelitian obat-obat
herbal secara berkesinambungan.
3) Membantu dan mendorong pemerintah,
institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan
pengembangan obat dan pengobatan herbal.
4) Meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian
bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
5) Melakukan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang intensif.
6) Mengelola perusahaan yang
berorientasi ramah lingkungan.
7) Menjadi perusahaan obat herbal yang
mendunia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Lingkungan
Pemasaran
Menurut Wikipedia, pemasaran
adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan,
mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi
pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. Pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia
Dalam hal Pemsaran
kita pasti mengenal tentang lingkungan pemasaran. Menurut definisi dari Philip Khotler
mengenai lingkungan pemasaran sebagai berikut : “Lingkungan pemasaran
perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan yang berasal dari luar fungsi
manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran
untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para
pelanggan sasaran”
Lingkungan
Pemasaran merupakan komponen kekuatan-kekuatan diluar aspek pemasaran yang
dapat mempengaruhi kemampuan manajemen dalam membangun dan memelihara hubungan
dengan pelanggan. Ruang lingkup pemasaran dibagi dua yaitu lingkungan mikro dan
makro. Berikut penjelasannya :
1.)
Lingkungan Mikro
Ruang lingkup pemasaran mikro terdiri dari, sebagai berikut :
1. Pemasok
: Pemasok pemasaran perusahaan adalah lembaga-lembaga atau individual yang melakukan
kegiatan penyediaan sumberdaya yang diperlukan untuk operasional perusahaan.
Lingkungan mikro mencakup jumlah pemasok bahan baku, kemampuan pemasok dalam
mengendalikan bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan harga bahan
baku, hubungan pemasok dengan perusahaan dan tingkat kepentingan bahan baku
yang dipasok.
2. Perantara-Perantara
Pemasaran : Perantara (middleman) adalah individual atau lembaga-lembaga usaha
yang kegiatannya adalah menyampaikan barang dan jasa secara langsung atau tidak
langsung dari pemasar ke konsumen. Lingkungan mikro mencakup tingkat saluran
distribusi, jumlah perantara untuk setiap saluran distribusi, pemahaman
perantara tentang pasar, pemahaman perantara tentang produk, kemampuan
perantara dalam mendistribusikan dan menjual produk, serta hubungan perantara
dengan perusahaan.
3. Publik
/ Masyarakat : Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan actual
/ potensial atau mempunyai dampak terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
4. Pelanggan
(konsumen) : Mencakup jumlah konsumen dibandingkan dengan jumlah produsen,
kemudahan konsumen berpindah dari produsen satu ke yang lain, tingkat
kepentingan barang yang dibeli konsumen, tuntutan konsumen dan daya beli
konsumen
5. Pesaing
: Suatu perusahaan jarang sekali hanya sendiri dalam menjual ke suatu pasar
pelanggan tertentu. Perusahaan bersaing dengan sejumlah pesaing. Pesaing-pesaing
ini harus diidentifikasi, dimonitor dan disiasati untuk memperoleh dan
mempertahankan loyalitas pelanggan. Pesaing mencakup cakupan bisnis, penguasaan
pangsa pasar, arah tujuan yang ingin dicapai, kinerja pesaing dan strategi
pemasaran.
2.)
Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari
kekuatan-kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku
dilingkungan mikro perusahaan, yang terdiri dari demografi, ekonomi, alam,
teknologi, politik dan budaya. Ruang lingkup pemasaran makro ini adalah
masyarakat luas. Lingkungan makro terdiri dari enam lingkungan yang harus
dilihat, yaitu:
1. Lingkungan
Demografi : Demografi adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran,
kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, lapangan kerja, dan data statistic
lain. Lingkungan demografi menjadi minat utama perusahaan karena lingkungan
demografis menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar.
2. Lingkungan
Ekonomi : Distribusi pendapatan, tingkat pendapatan suatu daerah akan
menentukan produk dan jasa dengan kualifikasi seperti apa yang cocok dengan
daerah tersebut, dan dengan karakter daerah di Indonesia yang sangat beragam,
beragam pula potensi antara satu daerah dengan daerah yang lain. Tingkat
tabungan, hutang, dan pinjaman. Tingkat tabungan, hutang dan pinjaman akan
menentukan seberapa besar potensi pengeluaran yang akan dilakukan oleh
seseorang.
3. Lingkungan
Alam : Menipisnya sumber daya alam. Sumber daya alam adalah sesuatu yang terus
dieksploitasi yang lama kelamaan akan habis. Salah satu kunci utama adalah
melihat bagaimana sumber daya alam masih bisa dimanfaatkan dan hingga berapa
lama. Sekarang ini terdapat kecenderungan bahwa biaya-biaya semakin meningkat
terutama untuk listrik dan energi. Peningkatan biaya-biaya ini akan berdampak
pada peningkatan biaya produksi yang setiap tahun akan semakin signifikan. Selain
meningkatnya biaya juga meningkatnya polusi. Meningkatnya polusi menimbulkan
masalah dalam hal kesehatan dan juga kerusakan lingkungan. Di masa depan akan
lebih banyak aturan yang mengatur untuk meminimalisir polusi yang tentu saja
pada beberapa sektor akan menjadi tambahan biaya yang cukup besar.
4. Lingkungan
Teknologi : Perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sekarang ini perkembangan
dalam hal teknologi semakin cepat dirasakan. Globalisasi mengubah berbagai
aturan main dalam berbisnis. Persaingan juga tidak lagi dalam skala lokal dan
nasional, tetapi sudah mengarah pada persaingan global. Perkembangan teknologi
juga dibarengi dengan berbagai inovasi dalam banyak produk dan jasa.
5. Lingkungan
Politik : Aturan-aturan dalam sektor industri. Dalam menjalankan bisnis, aturan
merupakan satu landasan mutlak. Karena itu, pemetaan peluang bisnis juga perlu
melihat berbagai aturan yang mengatur industri tersebut sehingga tidak terjadi
bentrokan ataupun masalah di kemudian hari. Tumbuhnya organisasi-organisasi LSM
dan buruh. Organisasi-organisasi LSM dan buruh di satu sisi memberikan pengaruh
positif kepada pekerja untuk menyuarakan berbagai aspirasi mereka. Tetapi
organisasi pekerja yang terlalu kuat akan menyulitkan perusahaan dalam beberapa
proses pengambilan keputusan, karena harus melakukan banyak kompromi dengan
mereka.
6. Budaya
: Perbedaan budaya pada masing-masing negara. Perbedaan budaya menjadikan gaya
hidup masing-masing negara dan daerah berbeda juga. Pemahaman budaya pada
setiap daerah akan memudahkan pemasar menyesuaikan produk ataupun jasanya
sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut. Kepercayaan, tradisi, dan agama. Pada
kelompok orang dengan kepercayaan, tradisi, dan agama yang berbeda mempunyai
pola konsumsi dan gaya hidup yang berbeda dengan yang berlainan kepercayaan.
Dan pada hal-hal tertentu, agama mempunyai peran yang signifikan karena
mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hal mengkonsumsi produk
ataupun jasa.
2.2 Segmenting,
Targeting, & Positioning
A.
Segmenting
Segmentasi pasar adalah strategi suatu perusahaan
untuk mengenal minat dan kebutuhan konsumen di suatu market yang kemudian
menciptakan produk baru (product diversification) yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan konsumen tersebut. Dengan kata lain, pasar yang
tadinya hanya satu dan luas menjadi beberapa pasar yang bersifat homogen
setelah mengalami segmentasi. Tujuan utama market segmentation adalah
untuk membuat proses pemasaran yang lebih terarah sehingga sumber daya
perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dalam segmentasi pasar,
kita tetntu perlu mengatahui jenis-jenis pasar persaingan diantaranya sebagai
berikut :
1) Pasar
Persaingan Sempurna : pasar persaingan sempurna
didefinisikan sebagai pasar yang dimana penjual dan pembeli tidak ada yang bisa
mempengaruhi harga, sehingga harga yang terbentuk benar-benar hasil dari
interaksi antara keduanya.
Pasar Persaingan sempurna memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
-
Pembeli
dan penjual dalam jumlah yang sangat banyak
-
Produk
baik barang dan jasa yang diperjual belikan bersifat sejenis (homogen)
-
Untuk
penjual dan pembeli memiliki kebebasan untuk keluar dan masuk dalam pasar.
-
Tidak
pernah ditemui hambatan pada mobilitas sumber ekonomi dari satu usha dengan
usaha yang lain.
-
Garis
lurus horizontal dalam kurva permintaan menunjukkan permintaan seorang
produsen, artinya harga yang ada cenderung stabil meskipun jumlah produk yang
terjual mengalami sebuah perubahan.
-
Penjual
dan pembeli masing-masing mengetahui dan memahami tentang harga dan keadaan
pasar secara keseluruhan dan sempurna.
-
Penjual
dan pembeli bebas mengadakan perjanjian ataupun transaksi tanpa harus ada
campur tangan pemerintah.
-
Penetapan
harga tidak dipengaruhi oleh pemerintah baik secara langsung maupun tak
langsung.
2) Pasar
Persaingan Monopoli : Pasar
monopoli merupakan suatu bentuk pasar dimana pasar tersebut dikuasai oleh satu
pihak yang memiliki kuasa lebih. Pasar monopoli memiliki beberapa ciri,
diantaranya :
-
Di
dalamnya hanya terdapat satu penjual namun pembelinya berlimpah.
-
Tidak
terdapat seorang pihak yaitu produsen lain yang bisa memproduksi produk
substitusi.
-
Pembeli
atau konsumen hanya memiliki satu pilihan tidak ada pilihan lainnya.
-
Penentu
harga adalah produsen
3) Pasar
Persaingan Oligopoli : Pasar oligopoli merupakan
salah satu bentuk pasar yang dimana dikuasai oleh beberapa penjual atau
konsumen saja. Pada dasarnya pasar oligopoli memiliki dua jenis yakni oligopoli
murni dan oligopoli diferensial. Pasar oligopoli memiliki beberapa ciri,
diantaranya :
-
Terdapat
beberapa penjual saja dengan produsen yang cukup banyak
-
Produk
berupa barang atau jasa memiliki sifat homogen dengan beberapa sentuhan inovasi
di beberapa titik.
-
Produsen
baru bisa masuk pasar meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang harus mereka
hadapi.
-
Penjual
menjadi pihak yang mengendalikan harga.
-
Terdapat
ketergantungan serta persaingan yang ketat diantara produsen.
4) Pasar
Persaingan Monopolistik : Pasar persaingan
monopolistic adalah pasar dimana banyak terdapat penjual atau produsen dengan
menjual suatu produk yang sama namun ada beberapa perbedaan dari beberapa
aspek. Pasar monopolistik memiliki beberapa ciri, diantaranya :
-
Ada
banyak penjual atau produsen di dalamnya
-
Terdapat
diferensiasi produk
-
Produsen
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemsaran produk
-
Produsen
bisa keluar masuk pasar secara bebas

1. Memudahkan Dalam Membedakan Pasar
2. Pelayanan Konsumen
Menjadi Lebih Baik
3. Strategi Pemasaran
Lebih Terarah
4. Mengenal Kompetitor
dengan Segmen yang Sama
5. Evaluasi Target dan
Rencana Bisnis

Dalam
pengadaan segmentasi pasar, maka pembagiannya dibagi berdasarkan sembilan
kategori:
1.
Segmentasi
Pasar berdasarkan Geografi
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian
geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang
dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.
2.
Segmentasi
Pasar berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat
pendidikan.
3.
Segmentasi
Pasar berdasarkan Psikografi
Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan
segmen demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran.
4.
Segmentasi
Pasar berdasarkan Prilaku (Behavioral)
Segmentasi
berdasarkan perilaku pelanggan dikelompokkan atas basis kebiasan, penggunaan
serta pola decision
making (pengambilan keputusan) mereka.

Ada beberapa manfaat yang ingin didapatkan oleh perusahaan,
diantaranya adalah:
·
Perusahaan
memiliki dan menerapkan ide pemasaran yang lebih terarah.
·
Perusahaan
akan terbantu dalam hal pengaturan produk menjadi lebih baik.
·
Perusahaan
mengetahui dan membandingkan peluang pasar baru.
·
Perusahaan
dapat menyusun dan menggunakan budget yang ada secara efektif
dan efisien.
·
Perusahaan
akan terbantu dalam menciptakan daya tarik di bidang pemasaran.
·
Perusahaan
akan berada pada situasi yang lebih menguntungkan di pasar.
Syarat Segmentasi Pasar :
v Dapat diukur (Measurable) : Ukuran,
daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu.
v Dapat dijangkau (accessible) :
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
v Dapat dibedakan (Differentiable) :
Berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
v Dapat dilaksanakan (Actionable) :
Berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
B.
Targeting

·
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:162),
pengertian pasar sasaran adalah: “Proses
mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling
menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik perusahaan”.
·
Menurut Daryanto (2011:42), pengertian
pasar sasaran adalah: “Proses
mengevaluasi daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau beberapa untuk
dimasuki”.
·
Menurut Kotler
dan Amstrong (2008) :“Sekelompok
pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi
tujuan promosi perusahaan”.
Targeting adalah proses mengevaluasi
setiap daya tarik segmen kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk
dilayani. Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi,
dan menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan target pasar merupakan tahap
selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target
market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi
fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Proses targeting mencerminkan kenyataan
bahwa perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses dan
dilayani secara efektif dan efisien.

Dalam
menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat
dijelaskan sebagai Berikut :
1.
Single
Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan
dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat
disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga
bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi disatu segmen mempunyai potensi
resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk
memilih lebih dari satu segmen.
2.
Selective
Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan
menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling
berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan
uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian,
walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap
memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.
3.
Product
Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi
membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun
reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu
apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan
melakukan perubahan teknologi.
4.
Market
Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi
melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh
reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan
dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul
apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5.
Full
Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha
melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan
besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar
dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada
tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya
perusahaan.
Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila
dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya
berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan
adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost,
inventory cost, dan promotion cost.
C. Positioning
Positioning
adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar
dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Menurut Craven (1991:270) bahwa
positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah
melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal
perusahaan (total situation analysis). Proses positioning harus dimulai dengan
produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu
perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi,
harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Rumusan
positioning yang dikemukakan Kenna (1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu
akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci
utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai
berikut :
1.)
Perusahaan perlu mengikuti trend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi,
persaingan, sosial, dan ekonomi.
2.) Perusahaan harus memfokuskan pada posisi
teknologi dan kualitas.
3.) Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen
pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah.
Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan
kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).
4.) Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk
baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan
maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.
Product
positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk
tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu, pengertian
strategi product positioning sebagai suatu strategi yang digunakan untuk
menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut
terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah
bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang
diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.
Kembali
Kotler (1997:265) menjelaskan beberapa cara product positioning yang dapat
dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:
ü Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan
memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding
pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya.
ü Penentuan posisi menurut manfaat
Dalam pengertian ini produk
diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts
Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang
mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jaman keemasan koboi Old West.
ü Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat
nilai-nilai
penggunaan atau penerapan inilah
yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal:
Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin
memperoleh hiburan singkat.
ü Penentuan posisi menurut pemakai
Ini berarti memposisikan produk
sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar
sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti
sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri
sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
ü Penentuan posisi menurut pesaing
Disini produk secara keseluruhan
menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada
pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam
binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
ü Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya:
Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.
Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.
ü Penentuan posisi harga atau kualita.
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik.
2.3 Marketing Mix
Menurut Gugup Kismono (2001 : 308), Pengertian
marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari pemasaran yang terdiri dari strategi produk (Product), Harga (Price),
Promosi (Promotion), dan Tempat (Place).
v Konsep
Marketing Mix
Marketing
4P yakni konsep marketing yang berfokus pada 4 hal yakin Product (Produk),
Price (Harga), Place (Tempat) dan Promotion (Promosi). Keempat hal tersebut
harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam menyusun bagaimana nantinya kita
akan melakukan pemasaran.
1.
Aspek
Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan / dikonsumsi
pasar sebagai pemenuh kebutuhan / keinginan pasar yang bersangkutan (Fandy
Tjiptono, 1999:95)
Klasifikasi
Produk
Menurut Kotler (2000:45l), produk dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok:
a. Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu:
1. Barang. Barang merupakan produk yang
berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
2. Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat
dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti
halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya.
b. Berdasarkan daya tahan
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Barang tidak tahan lama (nondurable
goods). Barang
tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng, dan sebagainya.
2. Barang tahan lama (durable
goods). Barang
tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak
pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).
Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
Produk juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria
ini Fandy Tjiptono (1999:98-101) mengklasifikasikan produk menjadi:
a.
Barang Konsumen
adalah
barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah
tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi
empat jenis yaitu:
1. Convenience
Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera
dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya.
2. Shooping
Goods adalah barang yang proses pemilihan dan
pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang
tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model
masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3. Speciality
goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau
identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas
barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar
dan pakaian desain terkenal.
4. Unsought
goods adalah barang yang tidak diketahui oleh
onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu
tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.
b.
Barang industry
Barang
industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau
konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi
langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali.
Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Material
and part, merupakan barang yang seluruhnya atau
sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas
yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.
2. Capital
Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3. Supplies
and service, merupakan barang yang tidak tahan lama
serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola
keseluruhan produk jadi.

Dalam
merencanakan penawaran suatu produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan
produk, yaitu (Fandy Tjiptono, 1999:96-97):
1. Produk
utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang
sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk.
2. Produk
generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling
dasar/rancangan produk minimal dapat berfungsi.
3. Produk
harapan (expected product) yaitu produk
formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal
diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4. Produk
pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai
atribut produk yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga
dapat menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk asing.
5. Produk
potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang
2.
Aspek
harga (Price)
Harga
adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Suatu
harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk :
-
Meningkatkan
penjualan
-
Mempertahankan
dan memperbaiki market share
-
Menstabilkan
tingkat harga
-
Mengembalikan
investasi
-
Mencapai
laba maksimum
Di dalam penetapan harga, perlu dipertimbangkan beberapa
faktor yang turut berpengaruh, Misalnya :
1.
Harga
dari sejenis atau produk pengganti dari para pesaing.
Apabila perbedaan harga di antara produk pengganti atau
produk sejenis cukup berarti, maka konsumen akan beralaih ke harga yang lebih
murah
2.
Kemampuan
membeli dari masyarakat.
Meskipun harga telah ditetapkan tidak terlalu mahal, tetapi
apabila konsumen tidak mampu menjangkaunya karena terbatasnya penghasilan
konsumen tersebut, maka produk itu juga tidak akan dapet terjual. Apalagi jika
produk tersebut tidak termasuk kebutuhan primer.
3.
Jangka
waktu perputaran dana.
Jika modal perusahaan terbatas, maka tentu saja berusaha
agar jangka waktu perputaran dana dapat dipercepat. Oleh karena itu perusahaan
harus berusaha menetapkan harga yang tidak terlalu tinggi, meskipun untuk itu
keuntungan yang didapat perusahaan juga rendah.
4.
Peraturan
pemerintah.
Untuk produk tertentu seperti minyak tanah, beras, gula,
maka ada peraturan dalam menetapkan harganya yang harus ditaati oleh penjual.
Dalam hal ini penjual tidak dapat menetapkan besarnyya keuntungan seperti jika
menjual produk yang lain.
Modifikasi Harga
1.
Menurut
Pelanggan (Customer Basis)
2.
Menurut
Bentuk Produk (Product Form Basis)
3.
Menurut
Tempat (Place Basis)
4.
Menurut
Waktu (Time Basis)
Untuk
berhasilnya diskriminasi harga, diperlukan beberapa kondisi :
§ Pasar harus dapat disegmentasikan
dan segmen tersebut harus memperlihatkan intensitas permintaan yang berbeda.
§ Anggota pangsa pasar yang membayar
harga yang rendah harus tidak boleh berpaling dan menjual kembali produk itu
pada pangsa pasar yang membayar harga tinggi.
§ Pesaing tidak boleh menjual dibawah
harga pada pangsa pasar yang dibebankan harga lebih tinggi.
§ Biaya penetapan pangsa pasar dan
penentuan kebijakan pasar haruslah tidak melebihi hasil ekstra yang diperoleh
dari diskriminasi harga.
§ Bentuk diskriminasi harga tertentu
haruslah tidak dianggap bertentangan dengan hukum.
3.
Aspek
Tempat (Place)
Place adalah tempat atau wadah yang digunakan
untuk memasarkan suatu produk. Place merupakan salah satu faktor penting dalam
marketing mix agar pemasaran yang dilakukan dapat berjalan dengan maksimal dan
produk yang ditawarkan dapat dengan mudah didapatkan oleh konsumen yang
membutuhkan.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan place :
1.
Strategis
2.
Sesuai dengan target
pemasaran
3.
Mudah dijangkau
4.
Eyecatching (Menarik perhatian
konsumen)
·
Availaibility atau
ketersediaan produk. Banyaknya produk yang dapat dijumpai dimana-mana atau
penyebarannya sangatlah luas hingga ke tempat yang terpencil. ketersediaannya
produk dapat mempermudah konsumen untuk membeli / mendapatkan produk pada
tempat mereka tinggal /berada.
·
Impulse
buying. Keinginan konsumen untuk membeli
suatu produk yang tidak direncanakan. Impulse buying timbul karena konsumen
melihat suatu produk di sebuah toko dan muncul keinginan untuk membelinya.
4.
Aspek
Promosi (Promotion)
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk
atau jasa yang bertujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.
Dengan adanya promosi, produk yang ditawarkan bisa lebih dikenal oleh konsumen sehingga konsumen mengenali produk tersebut sehingga muncul keingingan untuk membeli produk tersebut.
Dengan adanya promosi, produk yang ditawarkan bisa lebih dikenal oleh konsumen sehingga konsumen mengenali produk tersebut sehingga muncul keingingan untuk membeli produk tersebut.
Menurut Koter,1997:604
promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
1.
Advertising
(Periklanan)
Suatu promosi
barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang
diketahui.
2.
Personal
selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh
para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3.
Sales
promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk
membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu
perusahaan
4.
Public
relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak
langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media
komunikasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis
Lingkungan Pasar
Analisis
lingkungan pasar Tolak Angin terbagi menjadi 2 yaitu analisis lingkungan pasar
makro dan analisis lingkungan pasar mikro.
a. Analisi Lingkungan Mikro Tolak
Angin
1.
Pemasok : Sido Muncul
mempunyai pemasok sendiri, oleh karena itu kekuatan daya tawar menawar dari
pemasok tidak begitu tinggi, sehingga hal ini menguntungkan perusahaan. Para
pemasok bahan baku Sido Muncul berasal dari para petani yang ada diseluruh
nusantara dengan standar kualitas yang baik. Proses pembelian dilakukan setiap
penen raya. Oleh karena itu Sido Muncul berusaha menjalin hubungan yang baik
dengan para pemasok supaya mereka tetap menjual hasil panennya. Daerah
yang telah menjadi mitra kerjasama kami adalah Semarang, Karanganyar, Boyolali,
Wonogiri, Magelang, Kendal, Wonosobo, Blora dan Banyumas.
2.
Perantara Pemasaran : Perantara pemasaran misalnya
distribotur, pengecer yang berperan dalam pendistribusian hasil-hasil produksi
ke konsumen.
Pengecer : Toko obat, Apotik, Toko
klontong, Swalayan, Warung jamu, Kasongan, dan toko kecil-kecil
lainnya.
Distributor:
PT Muncul Mekar merupakan perusahaan distribusi untuk
memasarkan produk-produk Sido Muncul, yang selanjutnya ditunjuk sebagai
distributor tunggal perusahaan jamu dan farmasi Sido Muncl.
3.
Masyarakat / Publik : PT Sido Muncul
Tbk. menjadi perusahaan terbuka, tujuannya agar perusahaan ini langgeng dan
dipercaya oleh masyarakat. CSR Besarkan Sido Muncul. Kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang sudah dilakukan sejak tahun 1991 membuat PT Sido
Muncul Tbk. jadi semakin besar. Karena dengan apa yang dilakukan itu setidaknya
dapat membantu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan sebaliknya masyarakat
bakal mengenal dan mengetahui apa yang telah dilakukan perusahaan. Ada beberapa
macam kegiatan yang sudah dilakukan oleh Sido Muncul dalam melaksanakan
kegiatan CSR mulai dari Mudik Lebaran Gratis, Operasi Mata Katarak, Pemeriksaan
Mata Anak Sekolah Dasar, Dana Amal untuk Berbagi Panti Asuhan, dan Dana Bantuan
untuk Penderita Hidrosephallus, Promo Pariwisata Melalui Iklan Kuku Bima
Energi, dan Program Go Green Sido Muncul.
4.
Pelanggan : PT Sido Muncul telah mempunyai pelanggan dari masyarakat atas,
menengah dan ke bawah karena biasanya masyarakat lebih memilih produk herbal
atau alami dari pada obat–obatan yang mengandung zat kimia. Oleh karena itu
perusahaan mempunyai posisi yang lebih lemah dari pada pembeli, karena pembeli
dapat berpaling ke perusahaan atau obat lain dengan mudah. Sebagai anak
Perusahaan dari PT Sido Muncul Tbk, PT Berlico Mulia Farma yang telah
memproduksi sekitar 80 jenis obat dan melakukan kerjasama dengan 50 Pedagang
Besar Farmasi (PBF) untuk mendirstribusikan produk perusahaan ke lebih dari 16
kota besar di seluruh Indonesia, dan akan terus meningkatkan jumlah kerjasama
dengan PBF baik dalam dan maupun luar negeri. Pelanggan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan, terbukti PT Sido Muncul Tbk telah
berhasil memiliki market share tertinggi dan reputasi yang baik sebagai
industri jamu terbesar di Indonesia.
5.
Pesaing : Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan
tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah system
pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan
lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan
dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu
diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar. Perusahaan-perusahaan
pesaing perusahaan Sido Muncul: PT Air Mancur, Produsen jamu dan kosmetika air
mancur, PT Industri jamu Borobudur, PT jamu Iboe Jaya, PT Industri jamu Jago,
PT jamu Indonesia Simona , dan lain-lain perusahaan farmasi.
Di tengah
persaingan di sektor industri jamu yang ketat, maka untuk dapat terus bertahan
dan menjadi market leader, dibutuhkan rumusan strategi yang tepat dalam
menyiasati dan mengelola kondisi eksternal yang kompleks dan internal
perusahaan itu sendiri. Salah satunya dengan inovasi. Berinovasi baik dalam
bidang teknologi ataupun menciptakan produk-produk baru.
b.
Lingkungan
Makro Perusahaan (Eksternal)
- Lingkungan Demografi : Lingkungan
demografis Tolak Angin mencakup semua wilayah Indonesia tanpa terkecuali, saat
ini Tolak Angin juga sudah merambah ke wilayah internasional.
- Lingkungan Ekonomi : Segmentasi pasar
Tolak Angin sudah mencakup berbagai aspek, Produk Tolak Angin merupakan minuman
kesehatan, dan juga sebagai obat herbal saat masuk angin, perut kembung,
kelelahan. Penjualan Tolak Angin cenderung stabil hingga kini. Kondisi ekonomi
Indonesia tidak terlalu mempengaruhi penjualan Tolak Angin ini.
- Lingkungan Alam : Bahan utama produk
Tolak Angin adalah produk herbal yang diperoleh dari para petani diseluruh
Indonesia terutama pulau Jiwa, jika ada gangguan dalam hal lingkungan otomatis
akan mengganggu penyediaan bahan baku untuk produksi Tolak Angin ini. Namun
perusahaan sudah meminimalisir berbagai kemungkinan, missal dengan menyediakan
tempat penyimpanan bahan baku yang mumpuni, sehingga bahan baku bisa disimpan
lebih lama untuk proses produksi selanjutnya, juga berjaga-jaga kalau-kalau
para petani punya masalah karna faktor alam.
- Lingkungan Teknologi : Teknologi yang
digunakan perusahaan PT SidoMuncul ini sudah sangat mumpuni, dilihat bagaimana
perusahaan mendapatkan penghargaan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT.
SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi
- Lingkungan Politik : Perusahaan
SidoMuncul dalam beroprasi sudah sesuai dengan standar yang diterapkan dalam
Undang-Undang sehingga medapatkan penghargaan
CPOTB dan CPOB dan penghargaan lainnya. Juga dipercaya oleh masyarakat
Indonesia dan Mancanegara.
- Lingkungan Budaya : Sejak awal Tolak
Angin sudah terkenal dengan Jamu herbalnya, dimana sesuai dengan kebudayaan
masyarakat Indonesia yang masih mempercayai jamu sebagai pengobatan herbal. Dan
lebih memilih jamu untuk pengobatan masuk angin daripada menggunakan obat-obat
kimia
3.2 Segmenting,
Targeting, dan Positioning
a. SEGMENTING

Sebelum kita memilih segmen pasar, terlebih dahulu kita
mengetahui masuk ke dalam jenis pasar apa Produk Tolak Angin ini. Menurut kami produk Tolak Angin ini
masuk ke dalam jenis pasar persaingan monopolistik dimana
ada banyak produsen yang saling berkompetisi dengan produk yang hampir serupa
namun memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari
produk yang dijual oleh masing-masing produsen. Kegiatan produksi barang
tersebut dikenal sebagai product differentiation atau diferensiasi produk.
Karena produk yang diproduksi hampir serupa, masing-masing produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka. Juga di
lihat dari karakteristik pasar monopolistic sebagai berikut :
1.
Memiliki jumlah produsen / penjual yang
sangat banyak
Ada puluhan pemain turut menikmati hangatnya pasar obat masuk angin ini. Di
antaranya, Tolak Angin dari PT Sido Muncul Tbk. Antangin dari PT Deltomed Laboratories.
Kemudian hadir Bejo Bintang Toedjoe Masuk Angin dari PT Bintang Toedjoe.
Kemudian Antimo Herbal dari PT Phapros Tbk. Pemain lainnya, PT Jamu Jago
melalui merek Buyung Upik Masuk Angin (BUMA). Dan obat-obat
herbal lainnya yang banyak beredar dipasaran.
2.
Adanya Diferensial Produk
Produk Tolak
Angin tidak hanya dalam bentuk cair, namun juga ada dalam bentuk permen, juga
tersedia tolak angin junior yang rasanya jauh lebih soft dari tolak angin
Dewasa.Tolak angin juga berinovasi dengan membuat produk terbaru yaitu tolak
angin bebas gula, dan tolak angin flu. Yang menjadikannya berbeda dengan produk
pesaing.
3.
Para Produsen Bersaing dari segi
Kualitas, harga serta cara pemasaran produk mereka
Masing-masing
pesaing memiliki keunggulan dalam produknya, baik dari segi harga, kualitas dan
kuantitas. Juga memiliki rasa dan komposisi yang tentunya berbeda. Komposis,
rasa, kualitas, harga dan kualitas
antara Tolak Angin, Antangin, Antimo Herbal, Buyung Upik masuk Angin dan obat
masuk angi lainnya jelas berbeda.
4.
Keluar Masuk pasar barang / produk relative lebih mudah
Tidak ada
halangan bagi produsen baru yang ingin menjual produk mereka dalam pasar ataupu
produsen lama yang ingin keluar dari pasar. Seperti yang kita ketahui bahwa
Tolak Angin adalah jamu kemasan pertama masuk angin yang sudah ada sejak tahun
1930, kemudian disusul dengan perusahan-perusahaan lain yang juga ikut meluncurkan produk serupa.
Analisis Segmentasi Pasar Produk
Tolak Angin :
v Segmentasi
Pasar berdasarkan Geografi : Produk Tolak Angin Mencakup seluruh wilayang
Indonesia dan Mancanegara
v Segmentasi
Pasar Berdasarkan Demografi : Produk Tolak Angin ini awalnya hanya untuk usia
dewasa. Namun PT. SidoMuncul sudah banyak melakukan inovasi-inovasi seperti
muncul produk Tolak Angin untuk anak, juga Tolak Angin less sugar (bebas gula).
Artinya produk Tolak angin sudah mencakup semua segmen dari segi usia, jenis
kelamin, marital status (baik yang sudah menikah atau belum), pekerjaan, agama,
dan sebagainya. Terkecuali untuk orang-orang yang punya penyakit tertentu, ibu
hamil, gangguan jantung, atau yang alergi terhadap bahan-bahan komposisi tolak
angin. tapi yang pengecualian itu tidak akan sampai berpengaruh pada penjualan
produk Tolak Angin ini.
v Segmentasi
Pasar Berdasarkan Psikografi : Produk Tolak Angin bias dikonsumsi oleh semua
kalangan, semua kelas social, gaya hidup, dan kepribadian apapun bebas
mengkonsumsi produk Tolak Angin ini.
v Segmentasi
Pasar Berdasarkan Prilaku (Behavioral) : Produk Tolak Angin biasanya dibeli
saat seseorang sedang tidak enak badan, atau masuk angin. Atau saat dalam
perjalanan, kelelahan dan lainnya.
b. Targeting
Produk-produk sidomuncul menargetkan
semua Segmentasi Pasar.Target prouk Tolak Angin bukan hanya mneyangkup wilayah
Indonesia saja, saat ini Tolak Angin sudah ada di berbagai Negara dibelahan
dunia. Selain itu produk Tolak Angin bias dikonumsi dan diterima oleh siapapun
mulai dari anak-anak, dengan produk yaitu “Tolak Angin Cair Anak” dan
Orang Dewasa “Tolak Angin Cair”. Juga untuk yang mempunyai masalah gula, Tolak
Angin sudah meluncurkan porduk bebas gula “Tolak Angin Less Sugar”. Serta
pendistribusian untuk menjangkau seluruh daerah, karena itu Tolak Angin sangat
mudah ditemukan hampir di setiap daerah untuk menjadi market leader di
Indonesia.
Pangsa pasar produk sidomuncul
adalah Semua kalangan, hampir semua umur, dan semua lapisan masyarakat.
Mulai dari anak-anak hingga umur dewasa, dan menjangkau daerah-daerah, target
pasar di Indonesia untuk memperoleh market leader. Rahasia sidomuncul
memperoleh market leader tetap, yaitu fokus pada peningkatan kualitas produknya
tersebut.
c.
Positioning
Tolak angin adalah minuman herbal
medicine yang telah mempunyai nama besar di industrinya. Dengan strategi
menggunakan tagline “Orang
pintar Minum Tolak Angin”. Kata orang pintar menjadi positiong Tolak Angin, yang
berarti bahwa ketika masuk angin orang pintar minum Tolak Angin yang paling
tepat. Presiden direktur dari PT. Sido Muncul, Irwan berinovasi dengan Tolak
Angin berbentuk cair dan mengemas Tolak Angin dalam kemasan sachet yang
praktis, tolak angin dalam permen, dengan begitu Tolak Angin telah memasuki
pasar blue ocean karena belum ada produk yang sejenis sebelum dikeluarkannya
produk Tolak Angin cair ini. Tolak Angin melakukan positioning dengan cara
merubah image sebagai produk jamu yang kuno menjadi produk jamu yang modern
(obat herbal). Diantara sejumlah tokoh dan selebritis yang menjadi endorser,
Ernest Prakasa mengkomunikasikan Tolak Angin, karena ingin menyasar market
generasi muda. Dari strategi pricing yang digunakan, Sidomuncul menemukan bahwa
persepsi konsumen yaitu memandang produk murah = produk jelek. Oleh karena itu
Sidomuncul menaikkan harga jual Tolak Angin dari Rp.800,00 per sachet menjadi
Rp.1.000,00, Rp.1.500,00 per sachet dan sekarang Rp 2.500,00. Sehingga dapat
memposisikan produknya di benak konsumen, bahwa tolak angin bukan produk yang
murahan.
3.3 Marketing Mix
Marketing mix produk Tolak Angin
menggunakan konsep 4P sebagai berikut :
1. Produk
Tolak
Angin adalah produk obat herbal yang berasal dari Indonesia. Obat herbal ini
dapat bermanfaat untuk meredakan masuk angin, badan terasa dingin, perut mual
dan tenggorokan kering. Tolak Angin yang memiliki kemasan berwarna kuning dan
berbentuk cair. Produk Tolak Angin ini berdasarkan aspek daya tahan dapat
dikelompokan ke dalam barang tidak tahan lama (Nondurable goods) karna ada masa
kadaluarsanya yang tertera pada kemasan. Terlebih jika kemasan sudah dibuka,
maka dianjurkan untuk segera diminum. Produk Tolak Angin ini pula masuk kedalam barang Convenience
Goods jika dilihat berdasarkan konsumennya. Karna Tolak Angin adalah produk
yang dikonsumsi oleh konsumen akhir, produk yang pada umumnya bukan untuk
kepentingan bisnis melainkan untuk di konsumsi. Selain itu juga produk Tolak Angin
juga produk yang sering dibeli, dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan
usaha yang minimum untuk mendapatkannya. Karna dengan harga yang terjangkau
juga dengan produk yang sudah tersedia dimana-mana baik di warung ataupun para
pedagang dipinggir jalan.
Nama
merk : Tolak Angin.
Variasi : Tolak Angin
Anak, Tolak Angin Cair, TolakAngin Care (minyak angin aromatherapy berbentuk
roll on), Tolak Angin Flu(khusus
untuk gejala flu), Tolak Angin Bebas Gula (khusus untuk yang membatasi konsumsi gula dan tidak menyukai rasa
manis), Tolak AnginPermen, Tolak
Angin Tablet, Tolak Angin Serbuk.
Kemasan : Berwarna kuning, berbentuk
persegi panjang, dan dengan gambar bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatannya.
Ukuran : Tolak Angin Cair Madu 15ml (1 sachet), Tolak
Angin Flu 15ml (1 sachet), Tolak Angin Anak 10ml (1 sachet), Tolak Angin Tablet
150 gram (1pack), Tolak Angin Permen 300 gram (1 pack).
Komposisi : 30% bahan yang terdiri
dari : Amoni Fructus (kapulaga), Foeniculli Fructus (Adas), Isorae Fructus
(kayu ules), Myristicae Semen (pala), Burmanni Cortex (kayu manis), Centellae
Herbal (pegagan), Caryophylli Folium (cengkeh), Parkiae Semen (kedawung), Oryza
sativa (beras), Menthae arvensitis Herba (poko), Usneae thallus (kayu angin),
Zingiberis Rhizoma (jahe), ekstrak Panax Radix, 70% Mel Depuratum (Madu) serta
bahan-bahan lain.
2. Price
(Harga)
Harga pasar:
- Tolak Angin Cair Madu dan Tolak Angin Flu (1 pack, isi 12
sachet) : Rp 23.000,- sampai Rp 25.000,-
- Tolak Angin Anak (1 pack): Rp 14. 500,- sampai Rp 15.000,-
- Tolak Angin Tablet (1 pack isi 12 strip): Rp 14.500 sampai
Rp 15.000,-
- Tolak Angin Permen (1 pack isi 15 sachet, 1 sachet 5
butir) : Rp 22.500,- sampai Rp 24.000,-
3. Place
(Tempat)
Produk-produk Tolak Angin dapat ditemui di banyak tempat
seperti; warung, minimarket, supermarket, apotik, toko online, dan lain-lain.
4. Promotion
(Promosi)
-
Periklanan
PT Jamu Sido Muncul dalam memasarkan Tolak Angin menggunakan
iklan melalui media massa terutama di Televisi. Iklan Tolak
Angin sangat dikenal dengan taglinenya ”Orang Pintar Minum Tolak Angin”. Dalam
iklan Tolak Angin ini ingin mempengaruhi khalayak bahwa dalam memilih obat
masuk angin perlu minum Tolak Angin.
-
Promosi Penjualan
PT Jamu Sido
Muncul juga menggunakan strategi Promosi Penjualan (Sales Promotion). Sales
promotion yang merupakan kegiatan untuk membujuk secara langsung yang menawarkan
insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau
konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera.
-
Public Relation
PT Jamu Sido
Muncul memberikan akses yang seluas-luasnya untuk kunjungan ke lingkungan
pabrik. Dalam kunjungan itu terdapat kegiatan-kegiatan edukasi tentang
jamu-jamuan dan tanaman herbal sehingga masyarakat dapat melihat
kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan pabrik. Masyarakat yang datang juga
mendapatkan manfaat tentang edukasi tanaman herbal yang berkahsiat bagi
kesehatan. Kegiatan Public Relations yang diadakan oleh Tolak Angin dalam hal
ini tentunya pihak PT. Sido Muncul adalah mengadakan kegiatan Mudik Gratis
setiap tahun.
-
Direct Selling
Direct Selling ini dapat dilakukan melalui telemarketing,
email dan lain-lain.
-
Personal
Selling
Pemasaran
secara personal selling mencakup penjualan melalui orang ke orang secara
langsung. Kaitan dengan personal selling yang dilakukan dalam proses pemasaran
Tolak Angin tentunya sangat mempengaruhi volume penjualan. Personal selling Tolak Angin ini
dilakukan oleh para penjual pedagang eceran di bus-bus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan :
v Lingkungan
Pasar Tolak Angin meliputi lingkungan mikro dan lingkungan makro. dalam
lingkungan mikro produk Tolak Angin terdiri dari pemasok, perantara pemasaran,
masyarakat, pelanggan, yang kesemuanya merupakan bagian penting dalam pemasaran
produk Tolak Angin ini. Yang tanpa ada mereka, produk Tolak Angin tidak mungkin
ada seperti sekarang. Juga untuk lingkungan makro mencakup lingkungan
demografi, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, teknologi, politik dan budaya
yang semuanya saling mendukung terciptanya produk Tolak Angin yng sangat
berkualitas dan dipercaya masyarakat.
v Produk
Tolak angin masuk kedalam jenis pasar Monopolistik dimana banyak penjual dengan
barang yang hampir sama namun karakteristiknya berbeda, segmentasi pasar produk
tolak angin ini sendiri sudah menjangkau wilayah seluruh Indonesia, juga sudah
ke Manca Negara. Dengan target tidak terbatas usia, jenis kelamin, agama,
bangsa, dan sebagainya. Bisa diminum oleh siapapun kecuali untuk ibu hamil, dan
penderita gagal ginjal. PT. Sidomuncul juga menargetkan Produk nya untuk bisa
dijangkau dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia tanpa terkeceuali. PT.
sidomuncul terus berinovasi dengan menciptakan berbagai produk tolak angin
seperti tolak angin anak, tolak angin less sugar, juga ada permen tolak angin.
dan produk Tolak Angin ini sendiri pun sudah mendapatkan perhatian masyarakat,
dimana jargon yang selalu kita ingat setiap ada yang menyebut tolak angin,
“Orang Pintar Minum Tolak Angin” sehingga jargon ini bener-bener bisa
mempengaruhi fikiran masyarakat bahwa orang pintar kalau masuk angin minum
Tolak Angin. sehingga Tolak Angin ini bisa menjadi produk trend setter di antar
produk-produk jamu sejenisnya.
v Marketing
Mix Tolak angin ini cukup baik, dari segi produk, PT. Sidomuncul terus berinovasi
agar produk jamu ini bisa dikonsumsi oleh semua lapis masyarakat, dengan
pilihan harga yang terjangkau. Standar tidak terlalu murah juga tidak mahal,
artinya kalangan bawah tetap bisa mengkonsumsi Tolak Angin, juga kalangan atas
tidak menilai Produk Tolak Angin sebagai produk jamu yang kuno juga kualitas
yang jelak. Juga Produk Tolak Angin ini yang amat sangat mudah ditemukan
dimanapun. Dan promosi yang baik karna bukan hanya promosi melalui iklan dengan
menarik artis-artis kalangan muda juga orang-orang pintar, PT Sido Muncul juga
memberikan akses seluas-luasnya untuk kunjungan kelingkungan pabrik, sering
melakukan kegaiatan CSR sehingga produk
ini pun semakin dikenal dan meluas di masyarakat.
B.
Saran :
v Lingkungan
pasar Tolak Angin : Seharusnya Tolak Angin juga bekerjasama dengan
perusahaan-perusahaan transportasi public, karena setiap jasa transportasi
seperti komputerline terkadang penumpangnya memerlukan Tolak Angin saat
kelelahan pulang kerja atau berpergian jauh. Dan upaya ini juga akan
meningkatkan penjualan Tolak Angin
v Targetingnya
diperluas seperti untuk Ibu hamil atau penderita gagal jantung dan penyakit
lainnya.
v Lebih
gencar lagi dalam mempromosikan produk terutama produk-produk baru, karna
kebanyakan masyarakat tahu produk Tolak Angin untuk dewasa dan anak, namun baru
sedikit masyarakat yang tahu porduk Tolak Angin juga tersedia varian less sugar
(bebas gula).
DAFTAR PUSTAKA
yuk gabung group whatsapp, nanti kita sharing-sharing tentang perakuntansian link grup
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home