MAKALAH PENGEMBANGAN SISTEM
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah sitem informasi manajemen dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya, baik secara materiil maupun moril dalam penyusunan
tugas ini. Dalam penyusunan tugas ini, kami menyadari
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang telah kami miliki, serta kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan
maupun kata-kata dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami menyambut baik semua saran dan kritik sebagai perbaikan di
masa yang akan datang.
Harapan kami adalah dengan segala kerendahan hati, semoga
Allah SWT membalas amal kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas
ini, termasuk juga pembaca. Dan semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penyusun khususnya.
Jakarta, 23 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu
sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Kedua
kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda
adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan
elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan
definisi yang lebih luas.
Sistem
informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya
meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk
menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat
lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk
mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan
pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja
di bidang teknologi informasi.
Perancangan
sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada,
di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada
sistem yang baru.
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu pengembangan sistem dalam
komputer.
2. Mengenali apa tahap-tahap dan siklus dalam
pengembangan sistem.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Pengertian pengembangan system
2. Siklus pengembangan system
3. Tahapan dalam pengembangan sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN SISTEM
Pencarian
asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John
Adewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah
buku di tahun 1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang
terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi secara memadai, yakni:
·
Mengenali kontroversi
·
Mempertimbangkan klaim-klaim alternative
·
Membentuk satu pertimbangan
Dewey
tidak menggunakan istilah pendekatan sistem,
namun ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah,
mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk
memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Sepanjang
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an minat akan pemecahan masalah secara
sistematis mulai menguat. Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi mencar-cari
cara yang efisien dan efektif untuk memecakan masalah, dan kerangka kerja yang
direkomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai Pendekatan system (systems
approach). Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa
suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan,
dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.
Urut-urutan
Langkah
Pendekatan
system terdiri atas tiga tahapan kerja : Persiapan, definisi, dan solusi. Dalam
setiap tahapan terdapat urut-urutan langkah. Seperti figure 7.1 di bawah ini:
1.Upaya
Persiapan
Upaya persiapan menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan
suatu orientasi system. Ada 3 langkah dalam upaya
persiapan, ketiganya ini tidak harus dikerjakan secara berurutan, yakni :
§ Langkah 1 (MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM) Anda
harus dapat memandang perusahaan anda sebagai suatu system dan melihat
bagaimana perusahaan atau unit organisasi Anda sesuai dengan model. Hal ini
dapat terlaksana dengan mempergunakan model system umum. Model system umum
perusahaan menunjukan aliran sumber daya dari lingkungan, melalui perusahaan,
dan kembali kelingkungan. Aliran sumber daya fisik berada di bagian bawah.
Aliran sumber daya virtual berada di bagian atas. Bagian ini menggambarkan
model system umum perusahaan, model ini menampilkan arsitektur bagi seluruh
jenis organisai dalam bentuk sebuah system.
§ Langkah 2 (MENGENAL SISTEM LINGKUNGAN) Hubungan antara
perusahaan atau organisasi dengan lingkungannya juga merupakan suatu hal yang
penting. Delapan unsur lingkungan memberikan suatu cara yang efektif dalam
memosisikan perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya.
§ Langkah 3 (MENGIDENTIFIKASI SUBSISTEM PERUSAHAAN) Subsistem
utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk. Bentuk termudah yang dapat
dilihat oleh manajer adalah area-area bisnis. Seperti pada gambar dibawah ini:
2.Upaya Definisi
Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemicu masalah
(problem trigger). Pada kebanyakan kasus, pemicunya adalah respons terhadap gejala
suatu masalah dan biasanya lebih jelas dari pada akar permasalah itu
sendiri. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh masalah
dan biasanya lebih jelas dari pada akar masalah tersebut. Manajer atau
seseorang yang ada didalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau
gejalanya. Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seorang
analis sistem untuk membantunya dalam menghadapi masalah.
· Langkah 4 (MELANJUTKAN
TINGKAT SISTEM KE TINGKAT SUBSISTEM)
Ketika manajer mencoba untuk
memahami masalah, analis akan memulai pada sistem yang menjadi tanggung jawab
manajer tersebut. Analisis kemudian dilanjutkan menuju ke bawah hierarki
sistem, tingkat demi tingkat. Selanjutnya manajemen menganalisis sistem
dilihat dari subsistem-subsistemnya. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi tingkat sistem dimana terdapat penyebab terjadinya masalah.
· Langkah 5 (MENGANALISIS
BAGIAN SISTEM DALAM URUTAN TERTENTU)
Seiring dengan manajer yang mempelajari
masing-masing tingkat sistem, unsur-unsur sistem juga dianalisis secara
berurutan. Urut-urutan unsur sistem seperti gambar dibawah ini.
3.
Upaya Solusi
§ Langkah 6 (MENGIDENTIFIKASIKAN
SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF)
Manajer mengidentifikasi
cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Terdapat tiga solusi
alternatif yang diidentifikasi: (1) menambahkan lebih banyak alat ke komputer
yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatannya; (2) mengganti
komputer yang ada dengan komputer yang lebih besar; (3) mengganti komputer yang
ada dengan LAN komputer-komputer yang lebih kecil.
§ Langkah 7 (MENGEVALUASI
SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF)
Semua alternatif harus
dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama, yang mengukur
seberapa satu alternatif akan memecahkan masalah.
§ Langkah 8 (MEMILIH SOLUSI YANG
TERBAIK)
Setelah mengevaluasi
alternatif-alternatif, Henry Mintzberg seorang teoritikus manajemen,
mengidentifikasikan tiga cara yang dilakukan oleh manajer dalam memilih
alternatif yang terbaik, yakni: Analisis, Pertimbangan, Tawar-menawar.
B. SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi.
Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu.
Siklus hidup npengembangan sistem (Systems development life cycle - SDLC)
adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem
informasi.
C. SLDC
TRADISIONAL
SLDC tradisional sering juga disebut juga
sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach). Tidak dibutuhkan waktu lama
bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat
beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan
tertentu jika suatu proyek memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.
Tahapan-tahapan tersebut adalah:
a. Perencanaan
b. Analisis
c. Desain
d. Implementasi
e. Penggunaan
Figur
yang akan ditunjukkan dibawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus
hidup. Ketika sebuah sistem melampaui masa manfaatnya dan harus diganti, satu siklus
hidup baru akan dimualai dengan awali boleh tahap perencanaan.
D. PROTOTYPING
Seiring dengan bertambahnya ukuran dan
kompleksitas suatu sistem, melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi
suatu hal yang semakin tidak mungkin untuk dilakukan. Para pengembang selalu
melakukan looping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem
yang dapat memuaskan para penggunanya. Dalam penerapannya dan pengembangan
sistem, propotipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan
ide bagi para pengembang dan calon pengguna. Proses pembuatan prototipe
ini disebut prototyping.
1. Jenis-jenis
Prototipe
Terdapat dua jenis prototipe yaitu prototipe
evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner terus-menerus disempurnakan
sampai memiliki seluruh fungsionalitas sampai yang dibutuhkan pengguna dari
sistem yang baru. Prototipe persyaratan dikembangkan sebagai satu cara untuk
mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika
pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Pengembangan prototipe evolusioner menunjukan empat langkah dalam
pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:
·
Mengidentifikasi kebutuhan
pengguna
·
Membuat satu prototype
·
Menentukan apakan prototipe
dapat diterima
·
Menngunakan prototipe
Berikut adalah gambar pembuatan prototipe evolusioner:
Pengembangan prototipe persyaratan memiliki
tujuh langkah dalam pembuatan suatu prototipe persyaratan. Tujuh langkah
tersebut adalah:
·
Mengidentifikasi kebutuhan
pengguna
·
Membuat satu prototype
·
Menentukan apakan prototipe
dapat diterima
·
Membuat kode sistem baru
·
Menguji sistem baru
·
Menentukan apakah sistem baru
dapat diterima
·
Membuat sistem baru menjadi
sistem produksi
Berikut adalah gambar dari pembuatan prototipe persyaratan:
2. Daya
tarik prototype
Pengguna maupun
pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan dibawah ini:
·
Membaiknya komunikasi antara
pengembangan dan pengguna
·
Pengembangan dapat melakukan
pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
·
Pengguna memainkan peran yang
lebih aktif dalam pengembangan system
·
Pengembang dan pengguna
menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan system
·
Implementasi menjadi jauh lebih
mudah karena pengguna tau apa yang diharapkannya
3. Potensi
kesulitan dari prototipe
Kesulitan-kesulitan dari
prototipe antara lain:
·
Terburu-buru dalam menyerahkan
prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah,
evaluasi alternatif, dan dokumentasi. Jalan alternatif ini akan menciptakan
usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
·
Pengguna dapat terlalu gembira
dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak
realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
·
Prototipe evolusioner bisa jadi
tidak telalu efisien
·
Antarmuka komputer manusia yang
diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak
mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
E. PENGEMBANGAN
APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama
dengan prototyping yaitu memberikan respon yang cepat atas kebutuhan pengguna,
namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah kumpulan strategi,
metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja
yang disebut rekayasa informasi dan diperkenalkan oleh James Martin.
Gambar diatas mengilustrasikan siklus hidup
RAD menurut James Martin, yang menunjukkan banyaknya upaya yang
dikeluarkan oleh baik pengguna maupun spesialis informasi. Pada figurdiatas
pengguna memainkan peran penting kecuali dalam tahap konstruksi. Semakin banyak
keterlibatan pengguna, khususmya dalam tahp awal-awal maka haltersebut
memungkinkan sistem dikembangkan dengan lebih cepat. Serah terima terjadi lebih
cepat dalam RAD di bandingkan dengan dalam siklus hidup tradisional.
Unsur-unsur
penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting yakni:
ü
Manajemen, khususnya manajemen puncak hendaknya menjadi
penguji coba (eksperimen) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi
awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodologi-metodologi baru.
ü
Orang, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat
dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus anggota dari tim ini adalah para ahli
dari metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus
mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT “skilled
with advanced tools” (ahli dengan alat-alat canggih)
ü
Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
ü
Alat-alat, alat-alat RAD terutama terdiri atas
bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak
dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.
F. PENGEMBANGAN
BERFASE
Satu metodologi pengembangan sistem yang
dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC
tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik
dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional menyumbangkan urut-urutan
tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan iterarif dari umpan
balik para pengguna , dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan
pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan. Pengembangan berfase
(phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi
yang terdiri atas enam tahap-investigasi awal, analisis, desain, konstruksi
awal, konstruksi awal, serta pengujian dan pemasangan sistem. tahap-tahap
analisis, desain dan konstruksiawal dilaksanakan untuk setiap modul sistem.
Tahap-Tahap
Pengembangan Berfase
Enam tahap pengembangan berfase yaitu:
1.
Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi
dengan masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang
lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan
subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik
pengguna.
2.
Analisis
pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk
masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan
informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk
model-model proses, data dan objek.
3.
Desain
Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan
sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian
mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
4.
Konstruksi Awal
pengembanganmembuat dan menguji peranti lunak dan untuk setiap
modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
5.
Konstruksi Akhir
peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sismtem yang
lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya.
6.
Pengujian dan
Pemasangan Sistem
pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak
hanya mencakup perantik lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi
lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.
Fase-Fase
Modul
Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama;
pembuat laporan, basis data, dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi
untuk masing-masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. anda dapat
melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan
tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih
jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan
pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.
Jika prototypingpaling sesuai digunakan untuk
sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka
pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran
sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang
masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.
G. Desain Ulang Proses Bisnis
Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan
sangat cepat dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan.
Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya
dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh
kemajuan dibidang teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem
disebut dengan istilah rekayasa ulang ( reengineering) atau
disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces
redesign-BPR ). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1. TI
dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidup
nya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. sistem-sistem
seperti ini disebut system warisan (legacy systems), karena mereka
terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang
dimiliki oleh IS.
2. Ketika
sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan
selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang system
informasi.
Inisiasi
Strategis Proyek-Proyek Bpr
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan
operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat
manajemen strategis.
IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR-rekayasa terbalik
dan rekayasa ulang.
a. Rekayasa terbalik
Rekayasa
terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Rekayasa
terbalik adalah proses menganalisis sisem yang sudah ada untuk mengidentifikasi
unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus
untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstaksi yang lebih tinggi dari pada yang
telah ada saat ini.
Titik
awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah
menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam uraian-uraian
yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan
diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau
dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik adalah untuk
dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan
cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.
b.
Rekayas
ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah
merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah
fungsionalitasnya.
H. Menempatkan Sdlc
Tradisional, Prototyping, Rad, Pengembangan Berfase, Dan Bpr Dalam Perspekif
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR
semuanya adalah metodoligi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan
sistem terhadap masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur
pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan
penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan
sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD
merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan
implementasi SDLC.
Alat-Alat Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup
pengembangan system adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam
memecahkan masalah-masalah sistem. Metodelogi sama seperti sebuah cetak biru
yang digambar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang
pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama
halnya seperti metodelogi yang memandu para pengembang system ketika mereka membuat
sistem.
Pendekatan Yang Dipicu Oleh Data Dan
Di Picu Oleh Proses
Selama tahun-tahun awal penegmbangan sistem
komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan
dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan.
Munculnya sistem manajemen basis data ditahun 1970-an menarik perhatian akan
pentingnya desain data.
Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan
menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan
aliran data melalui system dan program. Internasional organization for
standardization(ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart,memastikan
penggunaannya diseluruh dunia. Standar flowchart ISO
menentukan spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol
ini secara tepat bahkan dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling
ahli sekali pun.
Diagram
arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan
tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail
pemrosesan.
Diagram Arus Data
Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah
penyajian grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol
untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling
tersambung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan
1. Unsur-unsur
lingkungan dengan system berinteraksi
2. Proses
3. Arus
data dan
4. Penyimpanan
data
Unsur-unsur lingkungan, unsur-unsur lingkungan
berada diluar batas system. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada system
dan menerima output data dari system. Proses, proses adalah sesuatu yang
mengubah input menjadi output proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran,
sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar.
Arus data, arus data terdiri atas sekumpulan
unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur
data tungal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau
proses ke titik atau proses yang lain. Penyimpanan data, ketika kita perlu
menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan
penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang.
Diagram arus data
bertingkat (LEVELED DATA FLOW DIAGRAM)
Sebuah diagram yang
mendokumentasikan dengan tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (conteks
diagram). Sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut
diagram nomor n ( figure n diagram).
Diagram konteks, diagram konteks (context diagram) menempatkan
sistem dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu simbol
proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Ketika meenggambarkan
sebuah diagram konteks, anda:
1. Hanya
menggunakan satu symbol proses saja.
2. Memberikan
label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.
3. Jangan
memberikan nomor pada sistem proses tunggal.
4. Memasukan
seluruh terminator untuk sistem.
5. Menunjukan
seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.
Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan( use case) adalah suatu
uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem
primer dan sekunder. Sistem primer adalah program computer dan system sekunder
adalah orang yang berinteraksi dengan program komputer.
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus pengunaan sering kali dibuat selama
tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodelogi pengembangan berfase.
DFD mengilustrasi kan suatu tinjauan atas pemprosesan, dan kasus penggunaan
memberikan detailnya.
I. Manajemen Proyek
Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama
dikelolah oleh manajer unit TI, dengan di bantu oleh manajer dari analisis
sistem, pemograman, dan operasi. Melaluai percobaan, tanggung jawab manajemen
secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu
tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau
pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite
eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek
pengembangan tersebut. Banyak perusahaan dapat membentuk satu komite khusus di
bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi
seluruh proyek system. Tujuan dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan
panduan, arah, dan kendali secara terus menerus, maka ia disebut sebagai steering
committee (komite pengarah)
1. Steering
Committee SIM
Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan
tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka
nama steering committee SIM akan digunakan.
Steering committee SIM adalah bukti yang paling nyata bahwa
perusahaan memang berniat untuk menjadikan sumber daya infomasi tersedia bagi
seluruh pengguna yang benar benar membutuhkannya.
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi
utama:
· Menciptakan
kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran
strategis perusahaan
· Melakukan
pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam
memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan
dengan computer.
· Menyelesaikan
perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan
computer.
jadi secara tidak langsung tugas steering
committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh
komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi.
2. Kepemimpinan
Proyek
Aktifitas tim akan di arahkan oleh seorang
ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan di sepanjang masa proyek.
Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah
bersifat terus menerus; biasanya akan di bubarkan ketika implementasi telah
selesai di laksanakan.
3. Mekanisme
Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah rencana
proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metedologi
pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala, dan ruang
lingkupnya telah selesai didefinisikan , kita akan dapat mendefinisikan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama tama dirancang
dalam bentuk umu dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format
yang popular untuk rencana terinci adalah grafik gantt, yang mengidetnifikasi
pekerjaan-pekerjaan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan dilaksanakan .
Dengan cara ini, komite akan dapat tetap terus
mengikuti perkembangan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan
dengan sukses, dan berada dalam batasan waktu dan anggaran.
4. Dukungan
Web bagi Manajemen Proyek
Selain system manajemen proyek babasis peranti
lunak seperti Microsoft project, dukungan juga dapat diperoleh dari internet.
Sebagai contoh, Logic Software.
J. Mengistimasi
Biaya Proyek
Mengistimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan
untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi satu tugas menantang. Akan
tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengistimasi biaya dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan
pada tiga komponen:
1. Informasi
mengenai system tertentu yang sedang di buat dan orang yang akan melakukan
pengembangan.
2. Pengalaman
historis
3. Pengetahuan
mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi
Proses pengistimasi proyek terdiri atas
sekumpulan input, alat-alat dan teknik, serta output.
1. Input
Pengestimasian Biaya
Kebutuhan sumber daya (resource requirement)
mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per unit untuk setiap
jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates)
menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.
2. Alat-Alat
Dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogi (analogous estimating)
menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu
sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang
dipertimbangkan. Estimasi dari bawah ke atas (botton-up estimating) dimulai
dengan detail, seperti aktivitas dalam grafik gant. Semakin banyak detail awal,
maka semakin akurat hasil yang diperkirakan.
Alat-alat terkomputerisasi (computerized
tools) dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyerdehanakan alat-alat
yang baru saja diuraikan. Model-model matematis (mathematical models)
dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi
dari berbagai macam scenario.
3. Output
Pengistimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber
daya yang dibebankan ke proyek dan biasanyadinyatakan dalam unit-unit keuangan
yang berlaku, Dolar atau Euro. Detail-detail pendukung mendokumentasikan
bagaimana estimasi tersebut dihitung dan setiap asumsi yang diambil. Rencana
manajemen biaya (cost management plan) menjelaskan bagaimana varians
biaya akan dikelola.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan sistem
adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks
dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem
mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan
terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi
fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan
analisis gejala sosial. Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya
yakni persiapan, defenisi dan solusi.
Siklus hidup
pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah
mengalami evolusi dengan siklus tradisional, Prototyping, RAD, dan pengembangan
berfase.
Ketika
sistem dikembangkan, proses,data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan
yang populer ialah pembuatan diagran arus data yang menggunakan simbol-simbol
dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data.
Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek sistem,
manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.
DAFTAR PUSAKA
Mcloed raymond dan george . 2008. Sistem
informasi manajemen ,10th ed. Jakarta: salemba empat
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home