Tuesday, 3 December 2019

MAKALAH PENGEMBANGAN SISTEM


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah sitem informasi manajemen dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, baik secara materiil maupun moril dalam penyusunan tugas ini. Dalam penyusunan tugas ini, kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang telah kami miliki, serta kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan maupun kata-kata dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami menyambut baik semua saran dan kritik sebagai perbaikan di masa yang akan datang.
Harapan kami adalah dengan segala kerendahan hati, semoga Allah SWT membalas amal kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini, termasuk juga pembaca. Dan semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya.
Jakarta, 23 November 2019



Penulis

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI






 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.

B.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui apa itu pengembangan sistem dalam komputer.
2.      Mengenali apa tahap-tahap dan siklus dalam pengembangan sistem.

C.    Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1.      Pengertian pengembangan system
2.      Siklus pengembangan system
3.      Tahapan dalam pengembangan sistem.







BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENDEKATAN SISTEM

Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John Adewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun 1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi secara memadai, yakni:
·         Mengenali kontroversi
·         Mempertimbangkan klaim-klaim alternative
·         Membentuk satu pertimbangan

Dewey tidak menggunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah, mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.

Sepanjang akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an minat akan pemecahan masalah secara sistematis mulai menguat. Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi mencar-cari cara yang efisien dan efektif untuk memecakan masalah, dan kerangka kerja yang direkomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai Pendekatan system (systems approach). Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.

*      Urut-urutan Langkah

Pendekatan system terdiri atas tiga tahapan kerja : Persiapan, definisi, dan solusi. Dalam setiap tahapan terdapat urut-urutan langkah. Seperti figure 7.1 di bawah ini:

1.Upaya Persiapan

Upaya persiapan menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi system. Ada 3 langkah dalam upaya persiapan, ketiganya ini tidak harus dikerjakan secara berurutan, yakni :
§  Langkah 1 (MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM) Anda harus dapat memandang perusahaan anda sebagai suatu system dan melihat bagaimana perusahaan atau unit organisasi Anda sesuai dengan model. Hal ini dapat terlaksana dengan mempergunakan model system umum. Model system umum perusahaan menunjukan aliran sumber daya dari lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali kelingkungan. Aliran sumber daya fisik berada di bagian bawah. Aliran sumber daya virtual berada di bagian atas. Bagian ini menggambarkan model system umum perusahaan, model ini menampilkan arsitektur bagi seluruh jenis organisai dalam bentuk sebuah system.


§  Langkah 2 (MENGENAL SISTEM LINGKUNGAN) Hubungan antara perusahaan atau organisasi dengan lingkungannya juga merupakan suatu hal yang penting. Delapan unsur lingkungan memberikan suatu cara yang efektif dalam memosisikan perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya.


§  Langkah 3 (MENGIDENTIFIKASI SUBSISTEM PERUSAHAAN) Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk. Bentuk termudah yang dapat dilihat oleh manajer adalah area-area bisnis. Seperti pada gambar dibawah ini:

2.Upaya Definisi

Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger). Pada kebanyakan kasus, pemicunya adalah respons terhadap gejala suatu masalah  dan biasanya lebih jelas dari pada akar permasalah itu sendiri. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh masalah dan biasanya lebih jelas dari pada akar masalah tersebut. Manajer atau seseorang yang ada didalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau gejalanya. Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seorang analis sistem untuk membantunya dalam menghadapi masalah.
·      Langkah 4 (MELANJUTKAN TINGKAT SISTEM KE TINGKAT SUBSISTEM)
Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah, analis akan memulai pada sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Analisis kemudian dilanjutkan menuju ke bawah hierarki sistem, tingkat demi tingkat.  Selanjutnya manajemen menganalisis sistem dilihat dari subsistem-subsistemnya. Tujuannya adalah  untuk mengidentifikasi tingkat sistem dimana terdapat penyebab terjadinya masalah.
·      Langkah 5 (MENGANALISIS BAGIAN SISTEM DALAM URUTAN TERTENTU)
Seiring dengan manajer yang mempelajari masing-masing tingkat sistem, unsur-unsur sistem juga dianalisis secara berurutan. Urut-urutan unsur sistem seperti gambar dibawah ini.


3. Upaya Solusi

§  Langkah 6 (MENGIDENTIFIKASIKAN SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF)
Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Terdapat tiga solusi alternatif yang diidentifikasi: (1) menambahkan lebih banyak alat ke komputer yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatannya; (2) mengganti komputer yang ada dengan komputer yang lebih besar; (3) mengganti komputer yang ada dengan LAN komputer-komputer yang lebih kecil.
§  Langkah 7 (MENGEVALUASI SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF)
Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa satu alternatif akan memecahkan masalah.
§  Langkah 8 (MEMILIH SOLUSI YANG TERBAIK)
Setelah mengevaluasi alternatif-alternatif, Henry Mintzberg seorang teoritikus manajemen, mengidentifikasikan tiga cara yang dilakukan oleh manajer dalam memilih alternatif yang terbaik, yakni: Analisis, Pertimbangan, Tawar-menawar.

B.   SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Siklus hidup npengembangan sistem (Systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

C.   SLDC TRADISIONAL

SLDC tradisional sering juga disebut juga sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach). Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
a.       Perencanaan
b.      Analisis
c.       Desain
d.      Implementasi
e.       Penggunaan   
Figur yang akan ditunjukkan dibawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus hidup. Ketika sebuah sistem melampaui masa manfaatnya dan harus diganti, satu siklus hidup baru akan dimualai dengan awali boleh tahap perencanaan.

D.   PROTOTYPING

Seiring dengan bertambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistem, melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin tidak mungkin untuk dilakukan. Para pengembang selalu melakukan looping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem yang dapat memuaskan para penggunanya. Dalam penerapannya dan pengembangan sistem, propotipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi  para pengembang dan calon pengguna. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.

1.      Jenis-jenis Prototipe

Terdapat dua jenis prototipe yaitu prototipe evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas sampai yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe persyaratan dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan  fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Pengembangan prototipe evolusioner menunjukan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:
·         Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
·         Membuat satu prototype
·         Menentukan apakan prototipe dapat diterima
·         Menngunakan prototipe

Berikut adalah gambar pembuatan prototipe evolusioner:


Pengembangan prototipe persyaratan memiliki tujuh langkah dalam pembuatan suatu prototipe persyaratan. Tujuh langkah tersebut adalah:
·         Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
·         Membuat satu prototype
·         Menentukan apakan prototipe dapat diterima
·         Membuat kode sistem baru
·         Menguji sistem baru
·         Menentukan apakah sistem baru dapat diterima
·         Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Berikut adalah gambar dari pembuatan prototipe persyaratan:

 2.      Daya tarik prototype

         Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan dibawah ini:
·         Membaiknya komunikasi antara pengembangan dan pengguna
·         Pengembangan dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
·         Pengguna memainkan peran yang lebih aktif dalam pengembangan system
·         Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan system
·         Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tau apa yang diharapkannya

3.      Potensi kesulitan dari prototipe

Kesulitan-kesulitan dari prototipe antara lain:
·         Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi. Jalan alternatif ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
·         Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
·         Prototipe evolusioner bisa jadi tidak telalu efisien
·         Antarmuka komputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.

E.   PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT

Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respon yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi dan diperkenalkan oleh James Martin.


Gambar diatas mengilustrasikan siklus hidup RAD menurut James  Martin, yang menunjukkan banyaknya upaya yang dikeluarkan oleh baik pengguna maupun spesialis informasi. Pada figurdiatas pengguna memainkan peran penting kecuali dalam tahap konstruksi. Semakin banyak keterlibatan pengguna, khususmya dalam tahp awal-awal maka haltersebut memungkinkan sistem dikembangkan dengan lebih cepat. Serah terima terjadi lebih cepat dalam RAD di bandingkan dengan dalam siklus hidup tradisional.

*      Unsur-unsur penting RAD

RAD membutuhkan empat unsur penting yakni:
ü  Manajemen, khususnya manajemen puncak hendaknya menjadi penguji coba (eksperimen) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
ü  Orang, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus anggota dari tim ini adalah para ahli dari metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT “skilled with advanced tools” (ahli dengan alat-alat canggih)
ü  Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
ü  Alat-alat, alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi  keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.

F.   PENGEMBANGAN BERFASE

Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional menyumbangkan urut-urutan tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan iterarif dari umpan balik para pengguna , dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan. Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap-investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi awal, serta pengujian dan pemasangan sistem. tahap-tahap analisis, desain dan konstruksiawal dilaksanakan untuk setiap modul sistem.

*      Tahap-Tahap Pengembangan Berfase                          

Enam tahap pengembangan berfase yaitu:
1.      Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2.      Analisis
pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk model-model proses, data dan objek.
3.      Desain
Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
4.      Konstruksi Awal
pengembanganmembuat dan menguji peranti lunak dan untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
5.      Konstruksi Akhir
peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sismtem yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya. 
6.      Pengujian dan Pemasangan Sistem
pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup perantik lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.

*      Fase-Fase Modul

Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis data, dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. anda dapat melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.
Jika prototypingpaling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.

  G.  Desain Ulang Proses Bisnis

Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan. Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan dibidang teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang ( reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR ). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1.  TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidup nya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. sistem-sistem seperti ini disebut system warisan (legacy systems), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS.
2.   Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang system informasi.

*      Inisiasi Strategis Proyek-Proyek Bpr

BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.
IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR-rekayasa terbalik dan rekayasa ulang.
a.       Rekayasa terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sisem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstaksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.
b.      Rekayas ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.

H. Menempatkan Sdlc Tradisional, Prototyping, Rad, Pengembangan Berfase, Dan Bpr Dalam Perspekif

SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodoligi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC.

Alat-Alat Pengembangan Sistem

Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan system adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodelogi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya seperti metodelogi yang memandu para pengembang system ketika mereka membuat sistem.

Pendekatan Yang Dipicu Oleh Data Dan Di Picu Oleh Proses

Selama tahun-tahun awal penegmbangan sistem komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data ditahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.

Pemodelan Proses

Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program. Internasional organization for standardization(ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart,memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Standar flowchart ISO menentukan spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling ahli sekali pun.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data  kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.

Diagram Arus Data

Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan
1.      Unsur-unsur lingkungan dengan system berinteraksi
2.      Proses
3.      Arus data dan
4.      Penyimpanan data
Unsur-unsur lingkungan, unsur-unsur lingkungan berada diluar batas system. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada system dan menerima output data dari system. Proses, proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar.
Arus data, arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur  data tungal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain. Penyimpanan data, ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang.

Diagram arus data bertingkat (LEVELED DATA FLOW DIAGRAM)
Sebuah diagram yang mendokumentasikan dengan tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (conteks diagram). Sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n ( figure n diagram).

Diagram konteks, diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Ketika meenggambarkan sebuah diagram konteks, anda:
1.      Hanya menggunakan satu symbol proses saja.
2.      Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.
3.      Jangan memberikan nomor pada sistem proses tunggal.
4.      Memasukan seluruh terminator untuk sistem.
5.      Menunjukan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.

Kasus Penggunaan

Kasus penggunaan( use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem primer dan sekunder. Sistem primer adalah program computer dan system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program komputer.

Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus pengunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodelogi pengembangan berfase. DFD mengilustrasi kan suatu tinjauan atas pemprosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya.

I.      Manajemen Proyek

Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelolah oleh manajer unit TI, dengan di bantu oleh manajer dari analisis sistem, pemograman, dan operasi. Melaluai percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan dapat membentuk satu komite khusus di bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek system. Tujuan dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus menerus, maka ia disebut sebagai steering committee (komite pengarah)

1.      Steering Committee SIM

Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan digunakan.
Steering committee SIM adalah bukti yang paling nyata bahwa perusahaan memang berniat untuk menjadikan sumber daya infomasi tersedia bagi seluruh pengguna yang benar benar membutuhkannya.
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama:
·   Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan
·   Melakukan pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan computer.
·   Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.
jadi secara tidak langsung tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi.

2.      Kepemimpinan Proyek

Aktifitas tim akan di arahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan di sepanjang masa proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus menerus; biasanya akan di bubarkan ketika implementasi telah selesai di laksanakan.

3.      Mekanisme Manajemen Proyek

Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metedologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan , kita akan dapat mendefinisikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama tama dirancang dalam bentuk umu dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format yang popular untuk rencana terinci adalah grafik gantt, yang mengidetnifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan dilaksanakan .
Dengan cara ini, komite akan dapat tetap terus mengikuti perkembangan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dengan sukses, dan berada dalam batasan waktu dan anggaran.

4.      Dukungan Web bagi Manajemen Proyek

Selain system manajemen proyek babasis peranti lunak seperti Microsoft project, dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh, Logic Software.

J.     Mengistimasi Biaya Proyek

Mengistimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi satu tugas menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk mengistimasi biaya dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen:
1.  Informasi mengenai system tertentu yang sedang di buat dan orang yang akan melakukan pengembangan.
2.  Pengalaman historis
3.   Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi
Proses pengistimasi proyek terdiri atas sekumpulan input, alat-alat dan teknik, serta output.

1.      Input Pengestimasian Biaya

Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.

2.      Alat-Alat Dan Teknik Estimasi Biaya

Estimasi analogi (analogous estimating) menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Estimasi dari bawah ke atas (botton-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas dalam grafik gant. Semakin banyak detail awal, maka semakin akurat hasil yang diperkirakan.
Alat-alat terkomputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyerdehanakan alat-alat yang baru saja diuraikan. Model-model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam scenario.

3.      Output Pengistimasian Biaya

Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanyadinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, Dolar atau Euro. Detail-detail pendukung mendokumentasikan bagaimana estimasi tersebut dihitung dan setiap asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya (cost management plan) menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelola.







BAB III

PENUTUP

   A.   Kesimpulan

Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya yakni persiapan, defenisi dan solusi.

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah mengalami evolusi dengan siklus tradisional, Prototyping, RAD, dan pengembangan berfase.

Ketika sistem dikembangkan, proses,data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang populer ialah pembuatan diagran arus data yang menggunakan simbol-simbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data. Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek sistem, manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.


DAFTAR PUSAKA


Mcloed raymond dan george . 2008. Sistem informasi manajemen ,10th ed. Jakarta: salemba empat


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home