Tuesday, 9 June 2020

INVESTASI SAHAM

PEMILIHAN INVESTASI
SAHAM

Sumber Materi : Dosen Pak Wahyudi, SE, MM

 

SAHAM

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), definisi SAHAM adalah surat/bukti tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Karena ikut menanamkan modal maka punya klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bahasa sederhananya, saham itu semacam alat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan/badan usaha. Jadi.

 

Kenapa tertarik berinvestasi di saham?

·         Modal relatif kecil karena punya duit Rp 50 ribu sudah cukup trading saham.

·         Bisa dilakukan di mana saja.

·         Waktunya pun fleksibel karena bisa saja perdagangan tak terbatas di Bursa Efek Indonesia (BEI)

·         Risikonya bisa minim sepanjang modalnya yang disertakan juga minim.

·         Keuntungannya tak terbatas.

 

Jenis SAHAM

·         Saham biasa adalah surat berharga yang berfungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan. Pemilik saham ini berhak menerima sebagian pendapatan (deviden) dari perusahaan serta bersedia menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan. Mereka yang memiliki saham perusahaan punya hak ambil bagian terhadap pengelolaan perusahaan. Besaran porsi hak pengelolaan ini tergantung dengan jumlah saham yang dimiliki.

 

·         Saham preferen adalah surat berharga yang membuktikan pemiliknya memiliki hak lebih dari pemegang saham biasa. Pemegang saham ini berhak didahului saat pembagian keuntungan perusahaan (deviden). erkesan saham preferen lebih baik daripada saham biasa. Padahal tidaklah demikian. Saham preferen tidaklah lebih baik, tetapi hanya berbeda dari saham biasa. Dalam kenyataanya, cara terbaik memandang saham preferen itu adalah dengan melepaskan hak memiliki perusahaan demi dapat perlindungan layaknya kreditur

 

Keuntungan SAHAM

·         Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. 

·         Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

 

Resiko SAHAM

·         Capital Loss, Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham. 

·         Resiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

 

Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :

  • Blue chip stocks merupakan saham biasa (common stock) dari perusahaan yang punya reputasi tinggi. Seringkali perusahaan itu menjadi pemimpin di sebuah bidang industri, pendapatannya stabil, dan selalu konsisten dalam membayar tagihan. Saham-saham ini bisanya nilainya sudah tinggi dan jarang pemilik saham melepas saham yang dimilikinya.

·         Saham blue chips difavoritkan, karena:

  • Ditransaksikan di harga yang wajar
  • Pergerakan harga saham di pasaran relatif stabil
  • Jumlah saham yang beredar di masyarakat tinggi sehingga likuiditasnya tinggi

·         Contoh :

  • BBCA Bank BCA
  • UNVR Unilever
  • BBRI Bank BRI
  • TLKM Telekomunikasi
  • ICBP Indofood CBP Sukses Makmur

 

 

Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :

o   Income stocks adalah saham dari suatu emiten (penerbit saham) yang sanggup membayarkan dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pemilik saham ini akan mendapatkan deviden yang meningkat terus ke depannya. 

 

o   Jenis saham ini unggul dalam hal pembayaran dividen. Meskipun perusahaannya belum tentu sangat terkenal, tetapi mereka teratur membagikan dividen dan seringkali mampu memberikan dividen dalam nominal lebih besar dibanding rata-rata dividen pada kurun waktu yang sama.

 

o   Beberapa contoh Income Stocks antara lain Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Bank BNI (BBNI), Bank Mandiri (BBMRI), dsb

 

Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :

ü  Growth stocks adalah saham yang diprediksi di masa datang berpotensi memberikan kenaikan dalam pembagian dividen. Saham jenis ini dikenal ada dua macam yakni well-known dan lesser-known

 

ü  Growth stock well-Known yaitu saham yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengingat menjadi pemimpin di sebuah bidang industri dan bereputasi tinggi.

ü  Growth stock Lesser–Known merupakan saham dari perusahaan yang bukan pemimpin dalam industri, namun punya ciri growth stock.

 

Harga saham jenis ini belum tentu rendah dan nama perusahaan belum tentu terkenal, tetapi laju pertumbuhannya diproyeksikan naik, sehingga harga saham diharapkan meningkat di masa depan. Penting pula untuk diperhatikan bahwa perusahaan-perusahaan ini amat mengutamakan pertumbuhan kinerja, sehingga mereka belum tentu membagikan dividen, karena laba ditahan untuk membiayai ekspansi.

 

§  Contoh : (hanya contoh pada posisi terakhir) :

  • WSBP – Waskita Beton (per Des 2020 BV Rp 308,58)
  • MYOR – Mayora (per Des 2020 BV Rp 516,37)
  • JSMR – Jasa Marga ( Per Des 2020 Rp 3.194,56)
  • BUDI – Budi Strach & Sweetener Potato (Per Des 2020 BV Rp 288,55)

 

Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :

Saham Spekulatif : Saham-saham memiliki peluang untuk meningkat dalam waktu dekat karena adanya rumor tertentu atau kondisi teknikal yang mendukung, sehingga cocok untuk trading saham harian. Akan tetapi, nilai investasinya rendah karena kinerja perusahaan belum tentu bagus dan konsisten dari tahun ke tahun. Isitalah lain Saham Gorengan.

 

Saham Counter-Cyclical amat jarang, tetapi sebenarnya memberikan fundamental paling bagus dibandingkan jenis saham lainnya. Kriterianya, saham-saham ini paling stabil ketika kondisi ekonomi bergejolak (atau krisis sekalipun), dan tetap kokoh meski sektor industrinya sedang terguncang.

Contohnya:

Saham Perbankan terbukti bertahan beberapa kali krisis ekononomi di Indonesia.

Saham Farmasi dan Faskes, terbukti bertahan saat pademi virus Covid-19

 

 

Istilah Umum pada SAHAM :

*      Buy Back Proses pembelian kembali saham-saham yang telah dijual di publik oleh emiten atau perusahaan penerbit saham tersebut.

*      Capital Gain Selisih keuntungan yang didapatkan dari perbedaan yang bersifat positif (untung) antara harga beli dan harga jual suatu Efek.

*      Capital Loss Selisih kerugian yang didapatkan dari perbedaan yang bersifat negatif (rugi) antara harga beli dan harga jual suatu Efek.

*      Cut Loss Proses penjualan saham yang dimiliki atau telah dibeli agar terhindar dari kerugian yang lebih besar akibat pergerakan harga yang berlawanan dengan dugaan.

*      Delisting Emiten yang sebelumnya telah tercatat di Bursa namun harus dikeluarkan dari pencatatan karena tak mampu memenuhi persyaratan Bursa.

*      Voluntary Delisting adalah delisting yang dilakukan atas permintaan Emiten yang bersangkutan.

*      Forced Delisting adalah delisting yang dilakukan secara paksa oleh Bursa.

*      Divestasi Pengurangan persentase saham milik pendiri (founder) dalam jumlah tertentu yang diakibatkan oleh penjualan sebagian saham perusahaan kepada pihak lain.

*      Earning Per Share (EPS) Proses pengukuran besaran laba bersih yang didapatkan perusahaan atas setiap lembar saham yang dimiliki.

*      Emiten Sebutan untuk perusahaan yang menawarkan Efek perusahaannya kepada masyarakat umum melalui Bursa Efek Indonesia

*      Initial Public Offering (IPO) Istilah lain dari Go-Public, yaitu proses penjualan saham kepada masyarakat umum sesuai dengan tata cara yang telah diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

*      Lock Up Istilah yang merujuk pada suatu surat berharga atau saham yang tidak boleh diperjualbelikan dalam periode tertentu.

*      LQ45 Merupakan singkatan untuk Liquid 45 yang berarti daftar 45 emiten dengan likuiditas tertinggi atau paling ramai diperjualbelikan di pasar modal.

*      Nilai Buku Per Saham (PBV) Besaran penilaian publik terhadap harga buku atau nilai perusahaan per saham, biasanya tercermin dalam harga pasar di Bursa. Semakin besar nilainya, semakin tinggi investor mengapresiasi perusahaan tersebut.

*      Price Earning Ratio (PER) Rasio harga saham yang dibandingkan dengan keuntungan perusahaan yang kemudian dapat didistribusikan untuk setiap saham yang dimiliki (EPS).

*      Stock Split Proses pemecahan nilai nominal saham.

*      Reverse Stock Proses penggabungan nilai nominal saham.

*      Take Profit Proses penjualan saham yang dimiliki setelah mencapai level harga atau target yang direncanakan atau diinginkan.

*      Strategic Listing Proses penjualan saham di Bursa oleh suatu perusahaan namun sebagian besar atau seluruh sahamnya dibeli kembali sehingga peredaran saham perusahaan tersebut menjadi terbatas.

 

Cara Membuka Rekening Saham :

ü  Anda harus membuka rekening saham di broker atau perusahaan sekuritas yang merupakan Anggota Bursa di BEI. Contoh Ipotgo, Stockbit,  RTI Business, Investing.com

ü  Anda harus membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) di bank bersama dengan pembukaan Rekening Saham di broker. Akan dipandu oleh perusahaan sekuritas diatas.

ü  Menyetorkan dana ke RDN untuk bisa memulai melakukan transaksi perdagangan saham. Bisa Rp 50 ribu sesuai kemampuan.

ü  Melakukan order beli atau order jual saham pilihan Anda ke aplikasi perdagangan saham di broker dimana Anda membuka rekening saham.

 

Catatan : KTP, NPWP, BUKU REKENING, CONTOH TTD/SPECIMENT

 

 

Cara Perhitungan Pembelian SAHAM:

v  ILUSTRASI

Buy Saham BBRI pada tanggal 04/06/2020, dengan harga per saham Rp.3.040, sebanyak 15 Lot (1.500 lembar), jadi jumlah yang harus dibayar sebesar : (Note Buy Biaya sebagai Penambah)

§  BBRI = Rp.3.040 X 1.500     = Rp.4.560.000,-

§  Fee all in 0,19%          = Rp.        8.664,-

§  Total Harus dibayar     = Rp. 4.568.664,-

 

§  Fee All in terdiri dari:

§  Broker Fee 0,1336%   = Rp.        6.094,-

§  Levy Fee 0,043%        = Rp.        1.961,-

§  VAT 0,0133%  = Rp            609,-

 

 

Cara Perhitungan Pembelian SAHAM:

v  ILUSTRASI

Sell  Saham BBRI pada tanggal 08/06/2020, dengan harga per saham Rp.3.310, sebanyak 15 Lot (1.500 lembar), jadi jumlah yang diterima sebesar: (Note Sell Biaya sebagai Pengurang) 

BBRI = Rp.3.310 X 1.500        = Rp.4.965.000,-

Fee all in 0,29% = Rp.       14.398,-

Total Harus dibayar        = Rp. 4.950.602,-

 

Fee All in terdiri dari:

Broker Fee 0,1336%      = Rp.        6.633,24

Levy Fee 0,043%           = Rp.        2.134,95

VAT 0,0133%     = Rp.            660,34

Sales Tax 0,10% = Rp.        4.965,00

 

v  Dari Ilustrasi tersebut Untung/Rugi?

SELL       Rp.4.950.602,-

BUY        Rp.4.568.664,-

Capital Gain        Rp.   381.938,- (Untung)

 

 

 

Biaya-Biaya Pembelian & Penjualan Saham :

v  Levy Fee : adalah biaya jasa yang dikenakan kepada investor setiap kali melakukan transaksi jual beli saham atas penggunaan fasilitas transaksi di Bursa Efek Indonesia

 

v  VAT Value Added Taxes) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dipungut sesuai dengan peraturan Undang-undang no. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Barang Mewah atas jasa yang diberikan.

 

v  Sales tax atau pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan efek. Pajak penghasilan tersebut dipungut berdasarkan Pasal 4 ayat 2 Undang-undang no. 10 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan


Labels: