INVESTASI SAHAM
PEMILIHAN INVESTASI
SAHAM
Sumber
Materi : Dosen Pak Wahyudi, SE, MM
SAHAM
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), definisi SAHAM adalah surat/bukti tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Karena ikut menanamkan modal maka punya klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bahasa sederhananya, saham itu semacam alat
bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan/badan usaha. Jadi.
Kenapa
tertarik berinvestasi di saham?
·
Modal relatif kecil karena punya duit Rp 50 ribu sudah
cukup trading saham.
·
Bisa dilakukan di mana saja.
·
Waktunya pun fleksibel karena bisa saja perdagangan
tak terbatas di Bursa Efek Indonesia (BEI)
·
Risikonya bisa minim sepanjang modalnya yang
disertakan juga minim.
·
Keuntungannya tak terbatas.
Jenis SAHAM
·
Saham biasa adalah surat berharga yang berfungsi sebagai bukti pemilikan suatu
perusahaan. Pemilik saham ini berhak menerima sebagian pendapatan (deviden)
dari perusahaan serta bersedia menanggung risiko kerugian yang diderita
perusahaan. Mereka yang memiliki saham perusahaan punya hak ambil bagian
terhadap pengelolaan perusahaan. Besaran porsi hak pengelolaan ini tergantung
dengan jumlah saham yang dimiliki.
·
Saham preferen adalah surat berharga yang membuktikan pemiliknya memiliki hak lebih
dari pemegang saham biasa. Pemegang saham ini berhak didahului saat pembagian
keuntungan perusahaan (deviden). erkesan saham preferen lebih baik daripada saham
biasa. Padahal tidaklah demikian. Saham preferen tidaklah lebih baik, tetapi
hanya berbeda dari saham biasa. Dalam kenyataanya, cara terbaik memandang saham
preferen itu adalah dengan melepaskan hak memiliki perusahaan demi dapat
perlindungan layaknya kreditur
Keuntungan SAHAM
·
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
·
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan
harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp
3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Resiko SAHAM
·
Capital Loss, Merupakan kebalikan dari Capital Gain,
yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian
harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per
saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual
pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per
saham.
·
Resiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki,
dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam
hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah
seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham.
Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :
- Blue chip stocks merupakan saham biasa (common stock) dari perusahaan
yang punya reputasi tinggi. Seringkali perusahaan itu menjadi pemimpin di
sebuah bidang industri, pendapatannya stabil, dan selalu konsisten dalam
membayar tagihan. Saham-saham ini bisanya nilainya sudah tinggi dan jarang
pemilik saham melepas saham yang dimilikinya.
·
Saham blue chips difavoritkan, karena:
- Ditransaksikan di harga yang wajar
- Pergerakan harga saham di pasaran relatif stabil
- Jumlah saham yang beredar di masyarakat tinggi
sehingga likuiditasnya tinggi
·
Contoh :
- BBCA Bank BCA
- UNVR Unilever
- BBRI Bank BRI
- TLKM Telekomunikasi
- ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :
o
Income stocks adalah saham dari suatu emiten (penerbit saham) yang sanggup
membayarkan dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun-tahun sebelumnya. Pemilik saham ini akan mendapatkan deviden yang
meningkat terus ke depannya.
o
Jenis saham ini unggul dalam hal pembayaran dividen.
Meskipun perusahaannya belum tentu sangat terkenal, tetapi mereka teratur
membagikan dividen dan seringkali mampu memberikan dividen dalam nominal lebih
besar dibanding rata-rata dividen pada kurun waktu yang sama.
o
Beberapa contoh Income Stocks antara lain Astra Agro
Lestari Tbk (AALI), Bank BNI (BBNI), Bank Mandiri (BBMRI), dsb
Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :
ü Growth stocks adalah saham yang diprediksi di masa datang berpotensi memberikan
kenaikan dalam pembagian dividen. Saham jenis ini dikenal ada dua macam
yakni well-known dan lesser-known.
ü Growth stock well-Known yaitu
saham yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengingat menjadi
pemimpin di sebuah bidang industri dan bereputasi tinggi.
ü Growth stock Lesser–Known merupakan
saham dari perusahaan yang bukan pemimpin dalam industri, namun punya
ciri growth stock.
Harga saham
jenis ini belum tentu rendah dan nama perusahaan belum tentu terkenal, tetapi
laju pertumbuhannya diproyeksikan naik, sehingga harga saham diharapkan
meningkat di masa depan. Penting pula untuk diperhatikan bahwa
perusahaan-perusahaan ini amat mengutamakan pertumbuhan kinerja, sehingga mereka
belum tentu membagikan dividen, karena laba ditahan untuk membiayai ekspansi.
§ Contoh : (hanya contoh pada posisi terakhir) :
- WSBP – Waskita Beton (per Des 2020 BV Rp 308,58)
- MYOR – Mayora (per Des 2020 BV Rp 516,37)
- JSMR – Jasa Marga ( Per Des 2020 Rp 3.194,56)
- BUDI – Budi Strach & Sweetener Potato (Per
Des 2020 BV Rp 288,55)
Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan :
Saham Spekulatif : Saham-saham memiliki peluang
untuk meningkat dalam waktu dekat karena adanya rumor tertentu atau kondisi
teknikal yang mendukung, sehingga cocok untuk trading saham harian. Akan
tetapi, nilai investasinya rendah karena kinerja perusahaan belum tentu bagus
dan konsisten dari tahun ke tahun. Isitalah lain Saham Gorengan.
Saham Counter-Cyclical amat jarang,
tetapi sebenarnya memberikan fundamental paling bagus dibandingkan jenis saham
lainnya. Kriterianya, saham-saham ini paling stabil ketika kondisi ekonomi
bergejolak (atau krisis sekalipun), dan tetap kokoh meski sektor industrinya
sedang terguncang.
Contohnya:
Saham Perbankan terbukti bertahan beberapa kali krisis ekononomi di
Indonesia.
Saham Farmasi dan Faskes, terbukti bertahan saat pademi virus Covid-19
Istilah Umum pada SAHAM :
Buy Back Proses pembelian kembali saham-saham yang telah dijual di publik oleh
emiten atau perusahaan penerbit saham tersebut.
Capital Gain Selisih keuntungan yang didapatkan dari perbedaan yang bersifat positif
(untung) antara harga beli dan harga jual suatu Efek.
Capital Loss Selisih kerugian yang didapatkan dari perbedaan yang bersifat negatif
(rugi) antara harga beli dan harga jual suatu Efek.
Cut Loss Proses penjualan saham yang dimiliki atau telah dibeli agar terhindar
dari kerugian yang lebih besar akibat pergerakan harga yang berlawanan dengan
dugaan.
Delisting Emiten yang sebelumnya telah tercatat di Bursa namun harus dikeluarkan
dari pencatatan karena tak mampu memenuhi persyaratan Bursa.
Voluntary Delisting adalah delisting yang dilakukan
atas permintaan Emiten yang bersangkutan.
Forced Delisting adalah delisting yang dilakukan
secara paksa oleh Bursa.
Divestasi Pengurangan persentase saham milik pendiri (founder) dalam jumlah
tertentu yang diakibatkan oleh penjualan sebagian saham perusahaan kepada pihak
lain.
Earning Per Share (EPS) Proses pengukuran besaran laba bersih yang didapatkan perusahaan atas
setiap lembar saham yang dimiliki.
Emiten Sebutan untuk perusahaan yang menawarkan Efek perusahaannya kepada
masyarakat umum melalui Bursa Efek Indonesia
Initial Public Offering
(IPO) Istilah lain dari Go-Public, yaitu proses penjualan
saham kepada masyarakat umum sesuai dengan tata cara yang telah diatur oleh UU
Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Lock Up Istilah yang merujuk pada suatu surat berharga atau saham yang tidak
boleh diperjualbelikan dalam periode tertentu.
LQ45 Merupakan singkatan untuk Liquid 45 yang berarti daftar 45 emiten
dengan likuiditas tertinggi atau paling ramai diperjualbelikan di pasar modal.
Nilai Buku Per Saham (PBV) Besaran penilaian publik terhadap harga buku atau nilai perusahaan per
saham, biasanya tercermin dalam harga pasar di Bursa. Semakin besar nilainya,
semakin tinggi investor mengapresiasi perusahaan tersebut.
Price Earning Ratio (PER) Rasio harga saham yang dibandingkan dengan keuntungan perusahaan yang
kemudian dapat didistribusikan untuk setiap saham yang dimiliki (EPS).
Stock Split Proses pemecahan nilai nominal saham.
Reverse Stock Proses penggabungan nilai nominal saham.
Take Profit Proses penjualan saham yang dimiliki setelah mencapai level harga atau
target yang direncanakan atau diinginkan.
Strategic Listing Proses penjualan saham di Bursa oleh suatu perusahaan namun sebagian
besar atau seluruh sahamnya dibeli kembali sehingga peredaran saham perusahaan
tersebut menjadi terbatas.
Cara Membuka Rekening Saham :
ü Anda harus membuka rekening saham di broker atau perusahaan sekuritas
yang merupakan Anggota Bursa di BEI. Contoh Ipotgo, Stockbit, RTI
Business, Investing.com
ü Anda harus membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) di bank bersama dengan
pembukaan Rekening Saham di broker. Akan dipandu oleh perusahaan sekuritas
diatas.
ü Menyetorkan dana ke RDN untuk bisa memulai melakukan transaksi
perdagangan saham. Bisa Rp 50 ribu sesuai kemampuan.
ü Melakukan order beli atau order jual saham pilihan Anda ke aplikasi
perdagangan saham di broker dimana Anda membuka rekening saham.
Catatan : KTP, NPWP, BUKU REKENING, CONTOH TTD/SPECIMENT
Cara Perhitungan Pembelian SAHAM:
v ILUSTRASI
Buy Saham BBRI pada tanggal 04/06/2020, dengan harga
per saham Rp.3.040, sebanyak 15 Lot (1.500 lembar), jadi jumlah yang harus
dibayar sebesar : (Note Buy Biaya sebagai Penambah)
§ BBRI = Rp.3.040 X 1.500 =
Rp.4.560.000,-
§ Fee all in 0,19% =
Rp. 8.664,-
§ Total Harus dibayar = Rp.
4.568.664,-
§ Fee All in terdiri dari:
§ Broker Fee 0,1336% = Rp. 6.094,-
§ Levy Fee 0,043% = Rp. 1.961,-
§ VAT 0,0133% = Rp 609,-
Cara Perhitungan Pembelian SAHAM:
v ILUSTRASI
Sell Saham BBRI pada tanggal 08/06/2020, dengan
harga per saham Rp.3.310, sebanyak 15 Lot (1.500 lembar), jadi jumlah yang
diterima sebesar: (Note Sell Biaya sebagai Pengurang)
BBRI = Rp.3.310
X 1.500 = Rp.4.965.000,-
Fee all in 0,29% = Rp.
14.398,-
Total Harus
dibayar = Rp. 4.950.602,-
Fee All in
terdiri dari:
Broker Fee
0,1336% = Rp. 6.633,24
Levy Fee 0,043% = Rp. 2.134,95
VAT 0,0133% = Rp. 660,34
Sales Tax 0,10% = Rp.
4.965,00
v Dari Ilustrasi tersebut Untung/Rugi?
SELL Rp.4.950.602,-
BUY Rp.4.568.664,-
Capital Gain
Rp. 381.938,- (Untung)
Biaya-Biaya Pembelian & Penjualan Saham :
v Levy Fee : adalah biaya jasa yang dikenakan kepada investor setiap kali
melakukan transaksi jual beli saham atas penggunaan fasilitas transaksi di
Bursa Efek Indonesia
v VAT Value Added Taxes) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
merupakan pajak yang dipungut sesuai dengan peraturan Undang-undang no. 18
Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Barang Mewah atas jasa yang
diberikan.
v Sales tax atau pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi
penjualan efek. Pajak penghasilan tersebut dipungut berdasarkan Pasal 4 ayat 2
Undang-undang no. 10 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan
Labels: Manajemen Investasi
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home